Senin, 14 Juni 2010

Proposal Usulan Program Kreatifitas Mahasiswa Kewirausahaan

PROPOSAL USULAN
PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA KEWIRAUSAHAAN
(PKMK)

USAHA PEMBUATAN PASTEL KOMBINASI
“SRI ASIH”







DISUSUN OLEH:
EVI PURNAMASARI
K7108038
S1 4 C

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya, sehingga penulisan Proposal Usulan Program Kreatifitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) ini dapat penulis selesaikan dengan baik dan lancar tanpa hambatan yang berarti.
Penulisan Proposal Usulan PKMK ini dilaksanakan agar mahasiswa mampu menciptakan dan membuka lapangan kerja sendiri di samping pekerjaan pokoknya sebagai seorang guru di Sekolah Dasar. Selain itu, diharapkan mahasiswa dapat mengembangkan kegiatan kewirausahaan di negara ini dengan lebih baik tentunya.
Penulis menyadari bahwa dalam penelitian dan penyusunan proposal ini, penulis tidak dapat bekerja sendiri tanpa ada bimbingan, saran-saran dan bantuan dari banyak pihak sehingga Proposal Usulan PKMK ini dapat terselesaikan dengan lancar tanpa ada hambatan yang berarti. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Yulianti, M. Pd, selaku dosen mata kuliah Kewirausahaan yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan Proposal Usulan PKMK ini.
2. Kedua orang tua tercinta, yang telah memberikan doa restu, dorongan, serta motivasi sehingga proposal ini dapat terselesaikan.
3. Teman-teman kelas 4C S1 PGSD Tahun Pelajaran 2009/2010 yang penulis sayangi.
4. Semua pihak yang membantu terselesaikannya proposal ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari, dalam penyusunan proposal ini terdapat banyak kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun, penulis harapkan demi kesempurnaan di masa yang akan datang. Penulis berharap semoga proposal ini memberi manfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Surakarta, April 2010

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul …………………………………………………………………………………………………… 1
Kata Pengantar ………………………………………………………………………………………………….. 2
Daftar Isi ……………………………………………………………………………………………………......... 3
Judul Program …………………………………………………………………………………………………… 4
Latar Belakang Masalah …………………………………………………………………………………… 4
Perumusan Masalah …………………………………………………………………………………………. 5
Tujuan Program ……………………………………………………………………………………………….. 5
Luaran yang Diharapkan ………………………………………………………………………………….. 6
Kegunaan Program ………………………………………………………………………………………….. 6
Metodologi Pelaksanaan Program ……………………………………………………………………. 6
Jadwal Kegiatan Program …………………………………………………………………………………. 8
Nama dan Biodata ……………………………………………………………………………………………. 9
Biaya ………………………………………………………………………………………………………………… 9
Lampiran ………………………………………………………………………………………………………….. 12








PROPOSAL USULAN
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA KEWIRAUSAHAAN
(PKMK)

1. JUDUL PROGRAM
“USAHA PEMBUATAN PASTEL KOMBINASI SRI ASIH”
Di desa Talunombo, Baturetno, Wonogiri.

2. LATAR BELAKANG MASALAH
Pada masa sekarang ini, persaingan dalam dunia kerja sangat ketat. Generasi muda yang telah menyelesaikan pendidikan, banyak yang belum mempunyai pekerjaan. Oleh karena itu, kita sebagai generasi muda penerus bangsa yang cerdas harus mampu memanfaatkan kesempatan yang ada untuk menciptakan usaha. Usaha tersebut selain untuk kita sendiri juga diharapkan dapat bermanfaat untuk orang lain. Dalam pembuatan usaha diperlukan keuletan dan kreatifitas pengusaha.

Pada era globalisasi seperti sekarang ini, berbagai jenis makanan baru mulai masuk ke Indonesia. Keanekaragaman jenis makanan muncul dipengaruhi oleh kreatifitas pembuatnya. Dari cara pengolahan sampai bahan-bahan yang digunakan bisa dikombinasikan, sehingga dapat menciptakan suatu produk makanan yang berbeda dan digemari banyak orang. Suatu makanan yang unik, biasanya cukup digemari oleh masyarakat karena lain dari yang lain.

Di desa tempat tinggal penulis, Desa Talunombo, Baturetno, Wonogiri, berbagai jenis makanan untuk keperluan hajatan, arisan, rapat, pengajian ataupun perkumpulan yang lain, berkembang sangat pesat. Dimulai dari jenis makanan yang tradisional maupun makanan yang sudah modern, semua tersedia. Sehingga semuanya tergantung kepada pilihan konsumen, ingin menggunakan jenis makanan yang mana, yang menurutnya cocok untuk acara-acara tertentu. Tidak jarang juga, pembeli menginginkan suatu makanan yang beda, yang belum atau jarang digunakan oleh orang kebanyakan. Hali ini dilakukan, agar tidak mengalami kebosanan karena makanan yang disajikan sudah sering muncul di berbagai acara-acara.

Dalam usaha ini, pengusaha menciptakan kreasi makanan yang beda dari sebelumnya, yaitu pastel yang diisi dengan potongan telur ayam, wortel, kentang. Selain itu, pastel kombinasi ini berukuran cukup besar sehingga sangat memuaskan bagi konsumen yang membeli ataupun memakannya. Biasanya, makanan pastel ini identik dengan pastel yang diisi dengan abon dan berukuran kecil, sehingga munculnya pastel kombinasi ini merupakan suatu kreasi baru yang cukup menarik. Bahan dan peralatan untuk membuat usaha ini mudah diperoleh serta modal yang diperlukan tidak terlalu besar, sehingga diharapkan usaha ini dapat memberikan hasil yang maksimal.

Minat pembeli yang tinggi terhadap jenis makanan baru dan berbeda dari yang lain inilah yang membuat penulis termotivasi untuk mendirikan usaha pastel kombinasi yang tentunya berbeda dari usaha yang sudah ada, sehingga konsumen akan tertarik dengan inovasi yang saya buat. Dengan adanya variasi pastel kombinasi ini, diharapkan tidak akan kalah dengan usaha sejenis yang sudah ada serta usaha ini nantinya akan dapat merekrut tenaga baru sehingga upaya pengurangan pengangguran akan dapat terlaksana.

3. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, masalah yang mungkin akan muncul antara lain:
1. Bahan dan peralatan apa saja yang dibituhkan untuk membuat usaha pastel kombinasi?
2. Berapakah modal yang diperlukan untuk mendirikan usaha pastel kombinasi?
3. Bagaimanakah kualitas produk yang dihasilkan?
4. Bagaimanakah cara pemasaran produk pastel kombinasi?
5. Berapakah keuntungan yang dihasilkan dari usaha ini?

4. TUJUAN PROGRAM
Tujuan yang ingin dicapai dari usaha pembuatan pastel kombinasi ini adalah:
1. Melatih mahasiswa untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan.
2. Menghasilkan produk yang berbeda dengan kualitas yang lebih tinggi.
3. Membantu mahasiswa untuk menciptakan lapangan kerja bagi diri sendiri dan orang lain, sehingga dapat mengurangi pengangguran.
4. Meningkatkan taraf perekonomian.
5. Mengembangkan potensi diri agar lebih mandiri dalam berwirausaha serta menambah pengalaman dalam menjalankan usaha di bidang pertanian.

5. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Luaran yang diharapkan dari usaha ini adalah makanan yang enak dan gurih dengan harga yang relatif murah. Hali ini disebabkan bahan yang digunakan berkualitas baik dan diolah secara higienis.
Usaha ini dipilih karena makanan ini diminati oleh masyarakat dan belum banyak yang mengembangkan sehingga diharapkan mempunyai prospek yang baik.

6. KEGUNAAN PROGRAM
Usaha pembuatan produk makanan ini mempunyai manfaat untuk menciptakan lapangan pekerjaan, sehingga mengurangi pengangguran, serta dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Usaha ini juga mampu menekan angka kemiskinan dan dapat mengoptimalkan produk/bahan makanan yang semula dikonsumsi sehari-hari dapat diolah menjadi makanan yang bervariasi.

7. METODOLOGI PELAKSANAAN PROGRAM
Metode yang digunakan untuk melaksanakan program ini adalah:
1. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi dan data-data lengkap tentang hal-hal yang berkaitan dengan usaha pembuatan wingko babat.
2. Observasi
Obsevasi dilakukan untuk memperoleh data dan informasi dari setiap indicator usaha, agar mendapatkan gambaran konkret tentang usaha pembuatan paste kombinasi. Melalui observasi ini, kita akan dapat mengetahui tentang berbagai hal dalam kegiatan wirausaha. Misalnya menegtahui cara membuka usaha, cara mengelola usaha, cara mengelola modal, serta cara mengembangkan usaha. Hal-hal yang dapat diamati dalam kegiatan obsevasi ini adalah prospek lingkungan, harga bahan, cara mengelola, hasil, pemasaran, dan dokumentasi.
3. Praktik Langsung
Praktik langsung sering disebut juga sebagai observasi partisipatif yang bertujuan untuk memperoleh data, pengetahuan, dan keterampilan dengan cara terjun langsung pada suatu kondisi lingkungan yang dimaksud. Praktik langsung dilaksanakan guna mengetahui objek-objek secara nyata dan membuat seseorang dapat memprediksikan kemungkinan kegagalan, resiko yang dihadapi, masalah yang akan muncul, serta cara mengatasi masalah tersebut. Selain itu, praktik langsung juga dapat membiasakan seorang wirausahawan baru untuk berfikir professional tentang usaha-usaha yang dijalankan. Kegiatan yang terdapat dalam praktik langsung ini antara lain latihan, proses kerja, dan pemasaran.
Metodologi pelaksanaan usaha ini berupa:
a. Tempat Pembuatan Pastel Kombinasi
Usaha pembuatan pastel kombinasi ini bertempat di Dusun Talun, Desa Talunombo, Kec. Baturetno, Kab. Wonogiri.
b. Alat dan Bahan Pembuatan Pastel kombinasi untuk 1 Adonan
1) Alat
a) Wajan + alat penggorengan
b) Kompor + tabung gas
c) Baskom besar
d) Panci
e) Cobek ulekan
f) Loyang plastik
2) Bahan
a) Tepung terigu
b) Telur ayam
c) Mentega
d) Kentang
e) Wortel
f) Daun bawang
g) Lada
h) Bawang putih
i) Minyak goreng
j) Garam dan micin (penyedap rasa)
k) Gula pasir
c. Cara Membuat
Langkah-langkah pembuatan pastel kombinasi adalah sebagai berikut:
a) Cara membuat kulit pastel
1) Ambil tepung terigu, masukkan dalam baskom besar.
2) Masukkan mentega, telur ayam, dan penyedap rasa ke dalam tepung.
3) Campur semua bahan jadi satu, tambahkan air sedikit demi sedikit, sampai bahan menjadi tidak lengket lagi.
b) Cara membuat isi pastel
1) Kentang dan wortel dikupas lalu bersama dengan daun bawang dipotong bentuk dadu kecil-kecil, kemudian dicuci lalu ditiriskan.
2) Buat bumbu yang terdiri dari lada, bawang putih, garam, dan michin yang diulek jadi satu.
3) Bumbu ditumis dengan menggunakan minyak goreng dalam wajan.
4) Masukkan bahan seperti kentang, wortel, dan daun bawang ke dalam bumbu yang ditumis. Aduk sampai matang.
5) Ambil telur ayam untuk isi pastel, lalu rebus dalam dandang sampai matang.
6) Kupas telur dan potong menjadi seperenam bagian.
c) Cara membuat pastel
1) Ambil adonan tepung secukupnya, bentuk bulat kemudian tekan dengan kuat hingga berbentuk lempengan tipis.
2) Ambil isi bahan ditambah irisan telur rebus dan letakkan di atas adonan tipis.
3) Tutup adonan hingga menyerupai setengah lingkaran dan bentuklah pinggiran adonan menjadi bergelombang.
4) Setelah selesai, goreng pastel mentah dalam wajan yang berisi minyak goreng panas hingga matang (berwarna kuning kecoklatan).
5) Pastel yang sudah makan siap disajikan dan dijual.

8. JADWAL KEGIATAN
Jadwal ini disusun untuk mengatur kegiatan apa saja yang akan dilakukan dalam pembuatan pastel kombinasi agar dapat tepat waktu. Jadwal tersebut terperinci dalam table sebagai berikut:
JADWAL PEMBUATAN PASTEL KOMBINASI

No. Kegiatan Hari
Jumat Sabtu
1. Pembelian bahan √
2. Penyiapan alat √
3. Proses pembuatan √
4. Pembungkusan √
5. Pendistribusian √

Keterangan:
1. Hari Pertama (Jumat)
Pembelian bahan baku yang diperlukan, antara lain:
2. Hari Kedua (Sabtu)
Pada hari kedua sudah memasuki proses menyiapkan alat dan bahan serta proses pembuatan pastel kombinasi. Setelah proses pembuatan pastel kombinasi selesai, produk dapat langsung dibungkus/dikemas dan kemudian dididtribusikan.

9. NAMA DAN BIODATA
Nama : Evi Purnamasari
NIM : K7108038
Program Studi/Jurusan : S1 PGSD Tahun Angkatan 2008/2009/Ilmu Pendidikan
Jenjang Pendidikan : Strata 1
Tempat, Tanggal Lahir : Wonogiri, 23 September 1990

10.BIAYA
1. Biaya Modal Awal
a. Alat (modal tetap)
Karena alat-alat yang diperlukan untuk membuat pastel kombinasi sudah ada (inventaris alat sudah lengkap), maka tidak perlu lagi membeli alat-alatnya. Tetapi untuk memperjelas berapa banyak modal untuk peralatannya, bisa dilihat dari rincian sebagai berikut:

No. Nama Alat Banyaknya Harga Satuan Jumlah
1. Wajan 1 buah Rp 25.000,00 Rp 25.000,00
2. Panci 1 buah Rp 25.000,00 Rp 25.000,00
3. Alat penggorengan 1 set Rp 10.000,00 Rp 10.000,00
4. Cobek ulekan 1 buah Rp 5.000,00 Rp 5.000,00
5. Baskom besar 2 buah Rp 8.000,00 Rp 16.000,00
6. Plastik lebar 1 meter Rp 2.500,00 Rp 2.500,00
7. Kompor+gas 1 buah Rp 100.000,00 Rp 100.000,00
8. Loyang plastik 5 buah Rp 5.000,00 Rp 25.000,00
Jumlah Rp 208.500,00


b. Bahan untuk sekali produksi

No. Nama Bahan Banyaknya Harga Satuan Jumlah
1. Tepung terigu 2 kg Rp 7.000,00 Rp 14.000,00
2. Telur ayam 1 kg Rp 15.000,00 Rp 15.000,00
3. Mentega* 1 kg Rp 10.000,00 Rp 10.000,00
4. Bawang putih* 0,5 ons Rp 1.000,00 Rp 1.000,00
5. Kentang 1 kg Rp 6.000,00 Rp 6.000,00
6. Wortel 1 kg Rp 4.000,00 Rp 4.000,00
7. Daun bawang 1 ons Rp 4.000,00 Rp 4.000,00
8. Penyedap rasa* 3 bungkus Rp 300,00 Rp 900,00
9. Lada 1 ons Rp 2.000,00 Rp 2.000,00
10. Garam* 1 bungkus Rp 4.500,00 Rp 4.500,00
11. Micin* 1 bungkus Rp 1.500,00 Rp 1.500,00
12. Minyak goreng 1 liter Rp 10.000,00 Rp 10.000,00
13. Gula pasir* 1 ons Rp 1.000,00 Rp 1.000,00
Jumlah Rp 73.900,00

Keterangan: tanda (*), bahan digunakan untuk beberapa kali produksi

c. Modal Awal yang Dibutuhkan
Dari uraian di atas, maka modal awal yang dibutuhkan dalam usaha pembuatan pastel kombinasi ini adalah sebagai berikut:

Alat : Rp 208.500,00
Bahan : Rp 73.900,00 +
Total : Rp 282.400,00

Karena alat-alat yang diperlukan adalah barang sekali beli dan sudah tersedia dengan lengkap, maka modal awal yang dibutuhkan adalah modal untuk membeli bahan-bahan, yaitu Rp 73.900,00
Dari bahan yang tersedia, dapat dibuat pastel kombinasi sebanyak 150 buah pastel.
Sedangkan harga setiap pastel kombinasi adalah Rp 1.000,00, sehingga didapat:


Penghasilan Kotor : Harga per buah pastel x pastel yang dihasilkan
: Rp 1.000,00 x 150 buah
: Rp 150.000,00
d. Laba yang didapat

No. Keterangan Debit Kredit
1. Penghasilan kotor (satu kali produksi) Rp 150.000,00
2. Modal awal untuk membeli bahan-bahan Rp 73.900,00
3. Gaji 1 orang karyawan per hari Rp 15.000,00
Jumlah Rp 150.000,00 Rp 88.900,00

Laba awal yang didapat : Debit - Kredit
: Rp 150.000,00 – Rp 88.900,00
: Rp 61.100,00

Jadi, laba yang diperoleh untuk setiap satu kali produksi pastel kombinasi ini adalah Rp 61.100,00.

Dalam waktu satu bulan dapat diperoleh laba:
Rp 61.100,00 x 30 hari : Rp 1.833.000,00

Dalam setiap kali produksi disisihkan Rp 2.000,00 untuk mengganti alat-alat yang sekiranya perlu diganti. Dalam satu bulan akan tersisih uang sebanyak Rp 60.000,00 sebagai cadangan untuk mengganti alat produksi.

Maka laba bersih dari setiap kali produksi adalah:
Rp 61.100,00 – Rp 2.000,00 = Rp 59.100,00
Sedangkan laba bersih setiap bulannya adalah:
Rp 1.833.000,00 – Rp 60.000,00 = Rp 1.773.000,00







LAMPIRAN GAMBAR


Alat dan bahan untuk membuat pastel kombinasi


Tepung terigu dicampur dengan telur, Adonan dicampur dan diaduk
mentega, dan penyedap rasa dalam
baskom


Adonan dibentuk menjadi bulatan kecil

Wortel, daun bawang dan kentang dikupas dan diiris bentuk dadu



Telur ayam direbus lalu dikupas kulitnya, lalu potong menjadi seperdelapan atau seperenam


Buat bumbu yang terdiri dari bawang putih, garam, dan lada, kemudian tumis di atas wajan


Masukkan potongan kentang, wortel, dan daun bawang ke dalam bumbu yang ditumis, dan aduk sampai matang


Bulatan tepung bagian tengahnya diisi, lalu ditutup dan bagian pinggirnya dibentuk gelombang kecil.

Pastel mentah digoreng dalam wajan dengan minyak yang panas




Pastel yang sudah matang siap untuk disajikan atau dipasarkan

Pembangkit Tenaga Listrik dan Perhitungan Energi Listrik

PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK

JENIS-JENIS PUSAT TENAGA LISTRIK
Siklus Energi Mesin Tenaga
Energi sebagai suatu arus panas dapat berasal dari pembakaran bahan bakar fosil, radiasi surya, atau reaksi nuklir. Energi berupa panas dapat dikonversikan menjadi energi mekanikal yang menggerakkan sebuah piston atau memutar sebuah generator, sehingga menjadi “kerja”. Pusat-pusat tenaga listrik mengubah energi panas menjadi energi mekanikal dan energi listrik melalui suatu siklus konversi energi. Suatu siklus panas menerima sejumlah energi panas pada suatu suhu tertentu, dan mengubah sebagian energi panas itu menjadi kerja atau energi bermanfaat, dan “membuang” atau meneruskan yang selebihnya kepada lingkungan atau penerima panas itu sebagai “energi kerugian” pada suhu yang lebih rendah. Siklus Carnot ini merupakan jumlah energi panas pada suhu T1 yang diterima oleh medium kerja pada suhu T2 dan berupa energi yang “bermanfaat”. Suatu siklus “ideal”, yang dalam keadaan nyata tidak akan dijumpai. Efesiensi termal mesin menurut siklus Carnot ini adalah sebesar:
η = T1 – T2/T1 = 1 – T2/ T1
dimana:
T1 = Suhu sumber energy (K) dan T2 = Suhu penerima energi, (K).
Suhu T1 bukanlah merupakan besaran yang konstan, melainkan merupakan lengkungan yang tidak rata. Sedangkan suhu T2 naik dan jumlah “energi terbuang”. Misalkan sebuah pusat listrik tenaga uap. Agar efisiensi menjadi setinggi mungkin, rasio T2/ T1 perlu sekecil mungkin. Suhu T2 adalah suhu lingkungan, misalnya 30°C, atau 303K. Suhu T1 adalah suhu uap, misalnya 565°C, atau 838K. Efesiensi mesin dengan demikian menjadi 1 – 303/838 = 1 – 0,638 atau 63,8%. Meningkatkan efisiensi akan sukar, karena suhu lingkungan (T2) adalah fakta, sedangkan menaikkan suhu uap (T1) terbentur pada daya tahan material. Dalam suatu siklus energi perlu berbagai faktor dipertimbangkan, misalnya jenis sumber energi yang dipakai untuk proses pembakaran, reaksi nuklir, atau radiasi surya. Penting juga diperhatikan bahan siklus yang dimanfaatkan, yaitu uap atau gas. Juga mesin yang dimanfaatkan untuk proses ini, misalnya boiler uap, atau motor diesel. Serta juga medium, atau penerima panas dengan suhu yang rendah.
Secara umum dapat dikatakan, bahwa daya guna atau efisiensi yang terjadi dalam proses konversi energi dapat dirumuskan sebagai berikut:
η = Energi yang bermanfaat/Energi yang dipakai
Selanjutnya akan dikemukakan beberapa jenis pusat tenaga listrik terpenting, yaitu pusat listrik tenaga uap, pusat listrik tenaga gas, pusat listrik tenaga diesel, pusat listrik tenaga air, pusat listrik tenaga panas bumi, dan pusat listrik tenaga nuklir.

Pusat Listrik Tenaga Uap
Siklus Tenaga Uap
Siklus Rankine, atau siklus tenaga uap, merupakan siklus teoritis paling sederhana yang mempergunakan uap sebagai medium kerja sebagaimana dipergunakan pada sebuah pusat listrik tenaga uap. Pada Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang terdiri atas komponen-komponen terpenting yaitu: boiler, turbin uap, dan kondensor. Jumlah energi masuk sebagai bahan bakar melalui boiler adalah Em, sedangkan energi efektif yang tersedia pada poros turbin adalah energi kerja Ek. energi yang terbuang melalui kondensor adalah sebesar Eb. Dengan menganggap semua kerugian lainnya termasuk Eb, maka dapat dikatakan bahwa:
Em = Ek + Eb
Sedangkan untuk efisiensi kerja dapat ditulis:
η = Ek/Em = Em - Eb/Em

Komponen-komponen Utama PLTU
Struktur dasar dan komponen-komponen utama sebuah pusat listrik tenaga uap (PLTU). Sebuah boiler bekerja sebagai tungku, memindahkan panas berasal dari bahan bakar yang membakar kepada barisan-barisan pipa air yang mengelilingi api. Air harus senantiasa berada dalam keadaan mengalir walaupun dilakukan dengan pompa. Sebuah drum berisi air dan uap bertekanan dan suhu tinggi menghasilkan uap yang diperlukan turbin. Drum itu juga menerima air pengisi yang diterima dari kondensor. uap mengalir ke turbin tekanan tinggi setelah melewati superhiter guna meningkatkan suhu kira-kira 200°C. Dengan demikian uap juga menjadi kering dan efesiensi seluruh PLTU meningkat.
Turbin tekanan tinggi mengubah energi termal menjadi energi mekanikal dengan mengembangnya uap yang melewati sudu-sudu turbin. Uap dengan demikian menurun baik tekanan maupun suhunya, agar meningkatkan efesiensi termal dan menghindari terjadinya kondensasi terlampau dini, uap dilewatkan sebuah pemanas ulang, yang juga terdiri atas barisan-barisan pipa yang dipanaskan.
Uap yang meninggalkan pemanas ulang dialirkan ke turbin tekanan menengah. Turbin ini ukurannya lebih besar dari turbin tekanan tinggi, karena dengan menurunnya tekanan uap volume menjadi naik. Uap kemudian dialirkan ke turbin tekanan rendah, yang memiliki ukuran lebih besar. Uap lalu dialirkan ke dalam kondensor.
Uap terpakai yang memasuki kondensor didinginkan oleh air pendingin, sehingga terjadi kondensasi. Air pendingin biasanya berasal dari laut, sungai atau danau terdekat. Proses kondensasi uap menyebabkan terjadinya pakem yang diperlukan guna meningkatkan efisiensi turbin. Air hangat yang meninggalkan kondensor dipompa ke sebuah pemanas awal sebelum dikembalikan ke drum boiler. Pemanas awal memperoleh panas dari uap yang diambil dari turbin tekanan tinggi. Menurut berbagai studi yang dilakukan, hal demikian meningkatkan efisiensi keseluruhan PLTU.

PLTU dengan Pembakaran Lapisan Mengambang
Sebagian besar dari batu bara yang terdapat dibumi memiliki kadar belerang yang tinggi, sehingga tidak dapat dimanfaatkan begitu saja. Suatu teknologi yang belum lama berselang dikembangkan berhasil mengatasi masalah itu, yaitu dengan mempergunakan proses pembakaran lapisan mengambang (fluidized bed combustion). Teknologi ini juga akan bermanfaat sekali bagi Indonesia, karena sebagian batu bara yang terdapat di Indonesia memiliki kadar belerang yang agak tinggi. Perlu dikemukakan, bahwa teknologi ini sudah mencapai taraf kematangan penuh dan mulai terdapat dipasaran komersial.
PLTU lapisan mengambang ini disebut jenis atmosferik, karena tekanan udara didalam tungku adalah sama dengan diudara luar. Terdapat pula desain boiler lapisan mengambang dengan udara didalam tungku yang bertekanan lebih tinggi dari udara luar. Boiler kemudian mempergunakan tungku lapisan mengambang bertekanan. Boiler ini memiliki efisiensi yang lebih tinggi dari yang atmosferik.

PLTU dengan Alat Penggas
Salah satu teknologi batu bara bersih lain adalah dengan terlebih dulu mengubah batu bara menjadi gas metan, yaitu CH4. Gas metan itu dipakai sebagai bahan bakar bagi PLTU. Untuk dapat mengubah batu bara (karbon, C) menjadi metan (CH4), perlu ditambah unsur hydrogen (H). Unsur hydrogen jarang ditemukan secara tersendiri dialam, akan tetapi terdapat secara melimpah pada air (H2O).

Pusat Listrik Tenaga Gas
Siklus Turbin Gas
Sebuah pusat listrik tenaga gas (PLTG) terdiri atas sebuah kompresor, ruang pembakaran, dan turbin gas dengan generator listrik. Udara dikompresi dalam kompresor, kemudian dialirkan keruang pembakaran, bersamaan dengan bahan bakar yang disulut. Gas terkembang yang memiliki suhu dan tekanan tinggi, dimasukkan kedalam turbin gas. Turbin berputar dan pada gilirannya menggerakkan generator. Turbin gas bekerja atau dasar prinsip siklus tenaga gas Brayton atau Joule yang merupakan suatu standar siklus udara.
Proses-proses yang terjadi terdiri dari:
1. Kompresi isentropik
2. Penambahan energi pada tekanan konstan
3. Pengembangan isentropik
4. Pembuangan panas pada tekanan konstan
Efisiensi termal untuk siklus ini yang ideal adalah:
η = Q1 – 2 – Q4 – 1/Q1 – 2 = 1 – 1/(V2/V1)k – 1
dimana:
Q1 – 2 = Energi yang ditambahkan pada keadaan 1 – 2
Q4 – 1 = Energi yang dibuang pada keadaan 4 – 1
V2/V1 = Rasio kompresi
K = Rasio panas spesifik = 1, 3 – 1, 4 untuk udara sebagai medium standar.
Sebuah turbin gas pada umumnya memiliki suatu tingkat efisiensi yang rendah, pemakaian bahan bakarnya tinggi dan gas buang yang meninggalkan turbin masih memiliki suhu yang tinggi sekali. Oleh sebab itu pemakaian spesifik bahan bakar turbin gas adalah tinggi, dan sebuah PLTG karenanya sering dipakai khusus sebagai pusat tenaga listrik beban puncak.

Siklus Turbin Gas Regeneratif
Efisiensi turbin gas dapat ditingkatkan dengan memanfaatkan gas buang yang meninggalkan turbin dan masih memiliki suhu tinggi untuk memanaskan udara sebelum dimasukkan kedalam ruang pembakaran. Hal itu dilakukan dengan sebuah pemanas udara. PLTG pada umumnya masih memiliki efisiensi yang rendah.

Siklus Kombinasi
Suatu kombinasi antara PLTG dan PLTU, pusat tenaga listrik ini juga disebut Pusat Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU). Gas buang yang meninggalkan turbin gas mempunyai suhu yang masih tinggi, sehingga memiliki jumlah energi yang cukup besar. Suhu yang tinggi ini dimanfaatkan dengan memasukkannya kedalam boiler untuk memproduksi uap bagi turbin uap.

Pusat Listrik Tenaga Diesel
Siklus Tenaga Gas
Sebuah mesin yang dinamakan motor diesel, sesuai dengan nama dari pembuatnya, yaitu seorang Jerman yang bernama Diesel. Efisiensi termal dari motor diesel adalah sebagai berikut:
η = Q2 – 3 – Q3 – 4 Q5 - 1/Q2 – 3 + Q3 – 4 = 1 – 1/(V5/V2)k – 1
dimana:
Q2 – 3 = Energi yang ditambahkan pada keadaan 2 – 3,
Q3 – 4 = Energi yang ditambahkan pada keadaan 3 – 4,
Q5 – 1 = Energi yang dibuang pada keadaan 5 – 1,
V5 = Volume pada keadaan 5,
V2 = Volume pada keadaan 2,
K = Rasio panas spesifik = 1, 3 – 1, 4 untuk udara.

Komponen-komponen Utama PLTD
Sebuah listrik tenaga diesel (PLTD) mempergunakan motor diesel sebagai penggerak mula, yaitu mesin yang berlandaskan siklus Otto. Bahan bakar yang dipakai pada umumnya adalah minyak diesel, yang biasanya disebut solar. Gas dapat juga dipakai. Daya yang dihasilkan oleh kerja motor diesel tercantum pada rumus berikut:
P = D.V.i.n/350.b
Dimana:
P = daya,
D = tekanan efektif,
V = volume langkah silinder,
I = putaran per menit, dan
b = 2 untuk mesin 4 – langkah; 1 untuk mesin 2 – langkah.

Pusat Listrik Tenaga Air
Sumberdaya Energi Air
Sebuah Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA) mengubah energi dari air yang bergerak menjadi energi listrik dengan mempergunakan sebuah turbin air yang terpasang pada generator listrik. Sebagaimana diketahui dari ilmu fisika, setiap benda, dan juga air, yang berada diatas permukaan bumi, memiliki energi potensial yang berbentuk rumus berikut:
E = m.g.H
Dimana:
E = Energi potensial,
m = Massa,
g = percepatan gravitasi,
h = tinggi relatif terhadap permukaan bumi.

Dari rumus diatas dapat dijabarkan:
dE = dm.g.H
Bilamana dE merupakan elemen energi yang dibangkitkan oleh elemen massa dan melalui jarak tinggi H. bilamana Q didefinisikan sebagai debit air, dapat ditulis:
Q = dm/dt
Dimana:
Q = debit air,
dm = elemen massa air,
dt = elemen waktu.

Maka dapat dirumuskan:
P = dE/dt = (dm/dt).H = Q.g.H
Atau
P = Q.g.H

Dengan memperhitungkan adanya suatu efisiensi sistem dapat ditulis:
P = η.g.Q.H
Dengan:
P = daya,
η = efisiensi sistem,
g = gravitasi,
H= tinggi terjun, dan
Q = debit air.

Guna keperluan estimasi pertama secara kasar mengenai daya yang terdapat pada misalnya, suatu air terjun, dapat dipergunakan rumus sederhana sebagai:
P = f.Q.H
Dengan:
P = daya (kW);
F = suatu faktor (antara 0,7 dan 0,8);
Q = debit air (m3/detik), dan
H = tinggi terjun (m).

Komponen-komponen Utama PLTA
PLTA Pompa
Siklus membangkit-memompa dapat terjadi satu atau dua kali sehari. Generator untuk PLTA pompa biasanya memiliki daya antara 50 hingga 500 MW. Arah putaran sebagai generator dan motor adalah terbalik. Start sebuah motor sinkron merupakan beban besar pada sistem transmisi, dan cara-cara khusus harus dipakai untuk mulai menjalankannya. Pengoperasian PLTA-pompa dengan pusat listrik tenaga nuklir (PLTN) merupakan suatu kombinasi yang sangat menarik, karena PLTN memberikan efisiensi yang tinggi sebagai PTL-dasar.

Pusat Listrik Tenaga Panas Bumi
Sumberdaya Energi Magma
Perkiraan, atau penilaian potensi panas bumi pada prisipnya mempergunakan data geologi, geofisika, dan geokimia. Diantara rumus, atau metode yang sering dipakai, dapat disebut metode Perry, yang memberikan estimasi kasar secara empiris mengenai arus energi yang tersedia:
E = D x Dt x P
Dimana:
E = arus energi (kcal per detik);
D = debit air panas (liter per detik);
Dt = perbedaan suhu permukaan air panas dan air dingin (°C);
P = panas jenis (kcal per kg).

Komponen-komponen Utama PLTP
Uap yang keluar dari sumur sering mengandung berbagai unsur kimia yang terlarut dan bahan-bahan padat sehingga uap itu tidak begitu murni. Diantara pengotoran dapat disebut Fe, Cl, SiO2, CO2, H2S dan NH4 dan bahan-bahan padat berupa batuan kecil serta lumpur. Pengotoran-pengotoran itu mengurangi efisiensi PLTP, merusak sudu-sudu turbin, dan mencemari lingkungan. Cara mengurangi masalah itu dengan pembersihan uap (scrubbing), pembersihan turbin, dan ekstraksi dari kondensor. Limbah cair diinjeksi kembali ke bumi. Selanjutnya dapat pula disebut kebisingan yang dapat dikurangi dengan mempergunakan peredam suara.

Pusat Listrik Tenaga Nuklir
Energi Nuklir
Bilamana terjadi fisi, atau dengan inti sebuah atom pecah menjadi dua, massa total dari dua (pecahan) atom yang baru biasanya kurang dari massa atom semula. Bilamana terdapat kehilangan massa, akan terjadi pelepasan energi sesuai rumus Einstein yang berbunyi:
E = mc²
Dimana:
E = energi yang dibebaskan;
m = massa yang hilang; dan
c = kecepatan cahaya dalam pakem.

Jenis-jenis PLTN
1. PLTN air mendidih (boiling water reactors, BWR) mempergunakan air biasa (H2O) sebagai moderator, dan dengan demikian termasuk PLTN air biasa.
2. PLTN air tekanan (pressurized water reactors, PWR) juga mempergunakan air biasa (H2O) sebagai moderator maupun pendingin, sehingga termasuk kelompok reaktor air biasa.
3. PLTN air berat (heavy water reactors, HWR) mempergunakan air berat (D2O, D = deuterium) sebagai moderator.
4. PLTN gas suhu tinggi (high temperature gas reactors) mempergunakan gas mulia seperti helium atau karbondioksida sebagai pendingin, sedangkan sebagai moderator dipergunakan grafit.
5. PLTN pembiak cepat (fast breeder reactors, FBR) berada dari reaktor-reaktor lainnya karena dapat memperoleh lebih banyak energi dari bahan bakar yang dipakai.

Beberapa Teknologi Baru Pembangkit Tenaga Listrik
Ada dua jenis pusat tenaga listrik teknologi baru, yang sudah memiliki taraf kematangan yang tinggi, yaitu teknologi magnetohidrodinamika (magneto hidrodynamics, MHD), dan teknologi sel bahan bakar (fuel cells).
Menurut efek Faraday, suatu gradient tegangan dibangkitkan dalam suatu konduktor listrik yang digerakkan secara tegak lurus melalui suatu medan magnet sebesar:
De/dx = v x B
Dimana:
de/dx = gradientegangan yang diinduksi (V/m),
v = kecepatan plasma (m/detik), dan
B = kuat medan magnet (Wb/m²).
OPERASI PUSAT TENAGA LISTRIK
Beberapa Karakteristik Pusat Tenaga Listrik

Pusat Listrik Tenaga Uap
Karakteristik pemakaian panas, yaitu H/P (kCal/jam) terhadap daya P (MW). Lengkungan ini merupakan kebalikan karakteristik efisiensi sebuah mesin. Satuan-satuan turbin uap biasanya memiliki efisiensi sekitar 35%, atau kira-kira 2500 hingga 3000 kCal/kWh.
PLTGU merupakan gabungan antara pusat listrik tenaga gas (PLTG) dan pusat listrik tenaga uap (PLTU). PLTG siklus terbuka memiliki efisien sekitar 25 – 30 persen. Sebagai bahan bakar dapat dipakai minyak atau gas, dan sering dimanfaatkan oleh perusahaan listrik sebagai pemikul beban puncak. Gas buang turbin yang masih memiliki suhu yang tinggi, dengan demikian masih mempunyai nilai energi yang besar, dimanfaatkan dalam sebuah penukar panas atau generator uap, dan menjalankan sebuah turbin uap.
PLTGU dapat juga dipergunakan untuk memikul beban puncak. Gas buang turbin yang masih memiliki suhu yang tinggi, dan dengan demikian mempunyai jumlah energi yang banyak, dimanfaatkan dalam sebuah generator uap untuk membangkitkan uap dan menjalankan turbin uap.

Pusat Listrik Tenaga Air
Satuan-satuan pusat tenaga air (PLTA) memiliki karakteristik masukan-keluaran yang mirip dengan dari PLTU. Masukan berbentuk jumlah air yang dipakai per satuan waktu Q (m³/det) sebagai fungsi daya keluaran P (MW) dengan menganggap bahwa tinggi air terjun (h) adalah konstan. Lengkungan ini mempunyai bentuk hampir linier hingga mencapai kira-kira nilai daya nominal.

Pusat Listrik Tenaga Nuklir
Terbanyak pusat listrik tenaga nuklir (PLTN) yang beroperasi didunia adalah jenis reaktor air biasa, yaitu reaktor air tekanan (RAT), dan reaktor air mendidih (RAM), yang memakai uranium U-235 yang diperkaya sebagai bahan bakar, dan air biasa (H2O) sebagai moderator maupun sebagai pendingin. Uranium yang terdapat dialam memiliki kadar sekitar 0,7 persen U-235, dan harus ditingkatkan konsentrasinya hingga mencapai kurang-lebih 3 persen untuk dapat dipakai dalam sebuah PLTN Air Biasa.

Interkoneksi
Dua Generator Bekerja Paralel
Operasi paralel pusat-pusat tenaga listrik pada asanya merupakan perluasan bekerja paralel satu generator lain, dengan tambahan reaktansi dan reaktansi saluran-saluran interkoneksi. Proses menghubungkan paralel satu generator dan generator lain dinamakan sinkronisasi. Kondisi-kondisi berikut perlu dipenuhi guna dapat dengan baik melakukan sinkronisasi generator:
a. Tegangan apitan dari mesin masuk harus sama dengan tegangan rel,
b. Frekuensi mesin masuk harus sama dengan frekuensi rel,
c. Fase tegangan mesin masuk harus sama dengan tegangan rel relative terhadap beban, dan
d. Untuk sistem tiga fase perlu ditambah bahwa urutan putar fase mesin harus sama dengan yang dari rel.
Sinkronisasi dinyatakan dengan rumus:
Is = Es/(R1 + R2)
Perlu diperhatikan bahwa arus sinkronisasi Is tidak memiliki komponen-watt, sehingga tidak terdapat daya riil atau daya nyata yang datang dari satu mesin untuk mesin yang lain yang memerlukannya.

Sistem Interkoneksi
Adalah menarik untuk melihat situasi sebuah generator yang tersambung pada jaringan umum yang dianggap sangat kuat. Dengan jaringan kuat dimaksud bahwa frekuensi dan tegangan jaringan itu senantiasa konstan dan tidak terpengaruh oleh kondisi mesin-mesin dan beban yang tersambung padanya. Misalkan sebuah generator yang baru saja dipasang paralel pada jaringan umum dan belum diberi beban. Pada saat ini tegangan E(a) dari mesin adalah sama dan berlawanan arah dengan tegangan V dari jaringan tersebut, dan tidak ada arus listrik yang mengalir dari generator.
Besar arus sinkronisasi Is, adalah:
I = (E – V)/(R + jXs) = Er/(R + jXs)
Bilamana tidak terdapat resistansi armature, arus sinkronisasi Is akan senantiasa berada pada sudut 90° terhadap E dan V. Dengan demikian, perubahan arus eksitasi akan menyebabkan terjadinya perubahan besar darus reaktif yang dipasok generator, dan karena adanya resistansi armature, akan terdapat perubahan perpindahan daya dari atau arah generator. Untuk pertimbangan-pertimbangan praktis dapat dianggap bahwa perubahan eksitasi akan menyebabkan terjadinya perubahan faktor daya.

Stabilitas Operasi
Yang dimaksud dengan stabilitas operasi adalah stabilitas sistem tenaga listrik dalam keadaan operasi biasa (steady state) dan tidak dalam keadaan peralihan atau transien (transient state). Batas stabilitas operasi suatu sistem tenaga listrik adalah daya maksimum yang dapat ditransmisikan dalam keadaan operasi biasa, tanpa kehilangan sinkronisme.

Dua Mesin dan Rugi-rugi Diabaikan
Suatu sistem tenaga listrik sederhana yang dengan mudah dapat diketahui batas stabilitas terdiri atas dua mesin sinkron, yaitu sebuah generator dan sebuah motor, yang dihubungan melalui suatu jaringan terdiri atas reaktansi-reaktansi murni. Karena tidak terdapat rugi-rugi dalam reaktansi murni, keluaran generator senantiasa sama dengan masukan listrik motor. Dengan demikian satu lengkung daya-sudut dapat dipakai untuk memperlihatkan bagaimana daya yang ditransmisikan dari generator ke motor tergantung dari perbedaan sudut kedua mesin, atau dari perbedaan fase kedua tegangan intern, dibawah kondisi arus-arus medan yang konstan. Persamaan lengkung ini adalah:
P = Eı . E2/X . sin θ
Dimana:
P = daya yang dipindah dari mesin 1 ke mesin 2,
Eı = Tegangan intern (gaya gerak listrik) mesin 1,
E2 = Tegangan intern (gaya gerak listrik) mesin 2,
X = Reaktansi transfer antara kedua tegangan internal.
θ = perbedaan sudut antara Eı dan E2.
Bilamana kedua tegangan intern konstan, daya maksimum terjadi pada sudut θ = 90°, yaitu:
Pm = Eı.E2/X
Sistem ini adalah stabil untuk setiap daya dibawah ini Pm dan dengan sudut θ lebih kecil dari 90°.

Diagram Lingkaran Dua Mesin dan Reaktansi Eksternal
Komponen sefase dari setiap empat tegangan. Ia juga mewakili tegangan terendah pada setiap titik pada garis antara kedua mesin dengan faktor daya satu. Ukur juga garis tengah lingkaran, IX = I (Xı + Xе + X2), kemudian dibagi dengan reaktansi X untuk memperoleh arus I. dengan demikian maka:
Pm = EmI
Untuk nilai-nilai Vı/V2 yang berbeda jauh dari 1,00, tempat kedudukan tidak akan memotong paruh lingkaran. Tidak terdapatnya titik potong merupkan indikasi bahwa tidak akan terdapat stabilitas operasi pada nilai-nilai tegangan apit yang ditentukan.

Peralatan Listrik Utama
Peralatan listrik utama sebuah pusat tenaga listrik terdiri antara lain atas generator, transformator, pemutus daya, reaktansi eksternal, pengamana, dan intrumentasi.

Generator Listrik
Dalam bentuknya yang sederhana sebuah generator listrik terdiri atas magnet dan kumparan. Sebuah generator listrik atau alternator modern terdiri atas suatu sistem elektromagnet dan suatu armature yang terdiri atas sejumlah kumparan dari konduktor berisolasi yang diletakkan dalam alur (slot) inti besi berlaminasi. Berdasarkan hokum induksi Faraday besar gaya gerak listrik yang diinduktansi adalah:
GGL = - d/dt ∫s B.ds
Dengan:
GGL = gaya gerak listrik, (V),
Dt = elemen waktu t, (s),
B = induksi magnet, (Wb/m²),
S = permukaan S, (m²), dan
 = tanda selaku besaran vektor.

Transformator Daya
Transformator daya pada umumnya ditempatkan digardu induk (GI) dan diperlukan untuk meningkatkan tegangan listrik dari tegangan generator menjadi tegangan transmisi. Biasanya generator mempunyai tegangan menengah (TM) sedangkan saluran transmisi mempunyai tegangan tinggi (TT) atau tegangan ekstra tinggi (TET).
Adapun rumus traformasi N:
N = jumlah lilitan skunder/jumlah lilitan primer = tegangan skunder/tegangan primer

Reaktor Pembatas Arus
Pusat-pusat tenaga listrik dengan daya besar sering mempergunakan reaktor guna membatasi besar arus listrik bila terjadi kondisi-kondisi gangguan seperti hubungan singkat. Terdapat dua jenis reaktor, yaitu jenis inti udara dan jenis inti besi. Reaktor inti udara terbuat dari beberapa lapis konduktor tembaga dengan pemisah-pemisah porselen atau beton. Reaktor jenis ini lebih murah dari reaktor inti besi terendam minyak, tetapi mempunyai volume yang jauh lebih besar sehingga memerlukan banyak tempat.

Pemutus Daya
Pemutus daya diperlukan guna memutuskan arus-arus kerja ataupun arus-arus hubung singkat. Pemutus daya dapat dioperasikan, yaitu ditutup atau dibuka ditempat atau secara jarak jauh dengan mempergunakan sistem proteksi. Dengan demikian sebuah pemutus daya dapat secara otomatis membuka suatu rangkaian bilamana misalnya arus saluran, tegangan saluran, atau frekuensi sistem melampaui suatu batas tertentu. Jenis-jenis pemutus daya terpenting adalah: pemutus daya minyak (oil circuit breakers), pemutus daya udara tiup (airblast circuit breakers), pemutus daya SF6 (SF6 circuit breakers), dan pemutus daya pakem (Vacuum circuit breakers).

Peralatan Proteksi
Fungsinya adalah melepaskan atau memisahkan peralatan yang terganggu dari sistem keseluruhannya guna memperkecil kerusakan yang dapat terjadi dan sebanyak mungkin mempertahankan kontinuitas penyediaan tenaga listrik. Peralatan pengamanan harus melakukannya dalam waktu yang secepatnya sehingga perlu seluruhnya dilaksanakan secara otomatik. Hal ini perlu dilakukan dengan relai pengaman.
Adapun jenis-jenis Relai adalah sebagai berikut:
1. Relai arus-lebih induksi
2. Relai armature tarik
3. Relai keseimbangan arus

Proteksi Generator
Terbanyak gangguan yang terjadi pada sebuah generator adalah: antara fase dan fase dan antara fase dan bumi. Untuk pengamanan terhadap gangguan demikian biasanya dipergunakan suatu bentuk proteksi diferensial.

Proteksi terhadap Kebakaran
Jika terjadi kebakaran dalam pusat tenaga listrik, peralatan proteksi harus segera bekerja, dan menghentikan arus listrik dari tempat yang terganggu. Oleh karena iu, semua peralatan proteksi harus diamankan terhadap kerusakan karena kebakaran.

Pembumian Pusat Tenaga Listrik
Pembumian sisi tegangan tinggi adalah terutama sebagai pengaman sistem, sedangkan pembumian sisi tegangan rendah sebagai proteksi terhadap keamanan manusia. Metode pembumian terdiri atas resistor, sistem transformator tegangan, atau sistem reaktansi.

Pengatur Tegangan Otomatik
Tegangan apitan sebuah alternator senantiasa berfluktuasi. Besar fluktuasi akan tergantung dari besar dan fase arus listrik. Bilamana faktor daya bersifat induktif, akan terjadi penurunan tegangan, dan bilamana kapasitif, akan terjadi peningkatan tegangan generator.

ENERGI LISTRIK
Energi listrik merupakan suatu bentuk energi yang berasal dari sumber arus. Energi listrik dapat diubah menjadi bentuk lain, misalnya:
• Energi listrik menjadi energi kalor / panas, contoh: seterika, solder, dan kompor listrik.
• Energi listrik menjadi energi cahaya, contoh: lampu.
• Energi listrik menjadi energi mekanik, contoh: motor listrik.
• Energi listrik menjadi energi kimia, contoh: peristiwa pengisian accu, peristiwa penyepuhan (peristiwa
melapisi logam dengan logam lain).
Jika arus listrik mengalir pada suatu penghantar yang berhambatan R, maka sumber arus akan
mengeluarkan energi pada penghantar yang bergantung pada:
• Beda potensial pada ujung-ujung penghantar (V).
• Kuat arus yang mengalir pada penghantar (i).
• Waktu atau lamanya arus mengalir (t).
Berdasarkan pernyataan di atas, dan karena harga V = R.i, maka persamaan energi listrik dapat dirumuskan dalam bentuk :
W = V.i.t = (R.i).i.t
W = i2.R.t (dalam satuan watt-detik)
dan karena i = V/R, maka persamaan energi listrik dapat pula dirumuskan dengan:
W = i2.R.t = (V/R2.R.t)
W = V2.t/R (dalam satuan watt-detik)
Keuntungan menggunakan energi listrik:
a. Mudah diubah menjadi energi bentuk lain.
b. Mudah ditransmisikan.
c. Tidak banyak menimbulkan polusi/ pencemaran lingkungan.
Energi listrik yang dilepaskan itu tidak hilang begitu saja, melainkan berubah menjadi panas (kalor) pada penghantar. Besar energi listrik yang berubah menjadi panas (kalor) dapat dirumuskan:
Q = 0,24 V i t……kalori
Q = 0,24 i^2 R t…..kalori
Q = 0,24 V^2.t/R….kalori
Jika V, i, R, dan t masing-masing dalam volt, ampere, ohm, dan detik, maka panas (kalor) dinyatakan dalam kalori.
Konstanta 0,24 didapat dari percobaan joule. Di dalam percobaannya Joule menggunakan rangkaian alat yang terdiri atas kalorimeter yang berisi air serta penghantar yang berarus listrik. Jika dalam percobaan arus listrik dialirkan pada penghantar dalam waktu t detik, ternyata kalor yang terjadi karena arus listrik berbanding lurus dengan:
a. Beda potensial antara kedua ujung kawat penghantar (V)
b. Kuat arus yang melalui kawat penghantar (i)
c. Waktu selama arus mengalir (t).
dan hubungan ketiganya ini dikenal sebagai "hukum Joule".
Karena energi listrik 1 joule berubah menjadi panas (kalor) sebesar 0,24 kalori. Jadi kalor yang terjadi
pada penghantar karena arus listrik adalah:
Q = 0,24 V.i.t kalori
Daya Listrik
Daya listrik adalah banyaknya energi tiap satuan waktu dimana pekerjaan sedang berlangsung atau kerja yang dilakukan persatuan waktu. Dari definisi ini, maka daya listrik (P) dapat dirumuskan:
Daya = Energi/waktu
P =W/t
P = V.i.t/t = V.i
P = i^2 R
P = V^2/R (dalam satuan volt-ampere, VA)
Satuan daya listrik :
a. watt (W) = joule/detik
b. kilowatt (kW): 1 kW = 1000 W.
Dari satuan daya maka muncullah satuan energi lain yaitu:
Jika daya dinyatakan dalam kilowatt (kW) dan waktu dalam jam, maka satuan energi adalah kilowatt jam atau kilowatt-hour (kWh).
1 kWh = 36 x 105 joule
Dalam satuan internasional (SI), satuan daya adalah watt (W) atau setara Joule per detik (J/sec). Daya listrik juga diekspresikan dalam watt (W) atau kilowatt (kW). Konversi antara satuan HP dan watt, dinyatakan dengan formula sebagai berikut:
1 HP = 746 W = 0,746 kW
1kW = 1,34 HP
Sedangkan menurut standar Amerika (US standard), daya dinyatakan dalam satuan Hourse Power (HP)atau (ft)(lb)/(sec).
Pemanfaatan Energi Listrik
Di antara peralatan listrik di rumah anda, anda mungkin mempunyai pengering rambut, beberapa lampu, pesawat TV, stereo, oven microwave, kulkas dan kompor listrik. Masing-masing mengubah energi listrik menjadi energi bentuk lain, misalnya energi cahaya, energi kinetik, energi bunyi, atau energi panas. Berapa besarnya energi listrik yang diubah menjadi energi bentuk lain? dan berapa lajunya? Energi yang di catu pada rangkaian dapat digunakan dengan beberapa cara yang berbeda. Motor merubah energi listrik menjadi energi mekanik. Lampu listrik merubah energi listrik menjadi cahaya. Sayangnya tidak semua energi yang diberikan ke motor atau ke lampu dapat dimanfaatkan. Cahaya, khususnya cahaya lampu pijar menimbulkan panas. Motor terlalu panas untuk disentuh. Dalam setiap kasus, ada sejumlah energi yang diubah menjadi panas.

Studi Kelayakan Usaha

STUDI KELAYAKAN USAHA
A. Pengertian dan Tujuan Studi Kelayakan Usaha
Pengertian Usaha
Pengertian usaha atau proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam suatu bentuk kesatuan dengan menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan manfaat (benefit) dan keuntungan (profit) atas penanaman modal (investasi) yang telah dilakukan.
Kegiatan-kegiatan tersebut dapat berupa investasi baru (misalnya pendirian pabrik perkebunan, irigasi, sekolah) maupun perluasan (ekspansi), perbaikan (restrukturisasi) dari investasi yang telah ada baik yang dilaksanakan oleh perorangan, perusahaan (swasta atau BUMN) dan koperasi.
Sumber-sumber yang digunakan dalam pelaksanaan suatu usaha atau proyek dapat berbentuk sumber daya alam sebagai bahan baku ataupun bahan pembantu (hasil tambang, mineral, fauna, flora), sumber daya energi (air, matahari, angin, panas bumi, minyak dan gas bumi), sumber daya manusia (manajer, tenaga ahli, tenaga terampil, tenaga pekerja), sumber daya modal (modal sendiri, pinjaman, leasing), dan sumber daya teknologi (tinggi, madya, tradisional).
Benefit tersebut dapat berbentuk tingkat konsumsi yang lebih besar, penambahan, kesempatan kerja, perbaikan tingkat pendidikan atau kesehatan dan perubahan/perbaikan suatu system atau struktur. Suatu proyek dapat dinyatakan berakhir bila sudah pasti atau diduga tidak memberikan benefit lagi. Sehingga batasan suatu usaha atau proyek adalah kegiatan yang berkesinambungan dimana:
1. Mempunyai tujuan spesifik yang harus dicapai.
2. Telah ditentukan kapan akan dimulai dan kapan akan berakhir.
3. Telah ditentukan batas biayanya.
4. Menggunakan berbagai sumber daya yang tersedia (tenaga kerja, modal, bahan, dan teknologi).
5. Untuk mendapatkan manfaat dan keuntungan yang sesuai sebagaimana yang direncanakan.
Pengertian Studi Kelayakan Usaha
Usaha yang akan dijalankan diharapkan dapat memberikan penghasilan sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Pencapaian tujuan usaha harus memenuhi beberapa kriteria kelayakan usaha. Artinya, jika diihat dari segi bisnis, suatu usaha sebelum dijalankan harus dinilai pantas atau tidak untuk dijalankan. Pantas artinya layak atau akan memberikan keuntungan dan manfaat yang maksimal.
Agar tujuan perusahaan dapat tercapai sesuai keinginan, apapun tujuan perusahaan (baik profit, sosial, maupun gabungan dari keduanya), apabila ingin melakukan investasi, terlebih dahulu hendaknya dilakukan sebuah studi. Tujuannya adalah untuk menilai apakah investasi yang akan ditanamkan layak atau tidak untuk dijalankan (dalam arti sesuai dengan tujuan perusahaan) atau dengan kata lain, jika usaha tersebut dijalankan, akan memberikan manfaat atau tidak. Untuk itu suatu usaha perlu melakukan suatu studi kelayakan usaha, yaitu suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan, usaha atau bisnis yang akan dijalankan dalam rangka menentukan layak atau tidak suatu usaha tersebut dijalankan.
Dari pengertian tersebut, maka studi kelayakan usaha merupakan kegiatan untuk mempelajarisecara mendalam, artinya meneliti secara sungguh-sungguh data dan informasi yang ada, yang kemudian mengukur, menghitung dan menganalisis hasil penelitian tersebut dengan menggunakan metode-metode tertentu. Dan penelitian yang dilakukan terhadap usaha yang akan dijalankan menggunakan ukuran tertentu, sehingga diperoleh hasil yang maksimal.
Istilah kelayakan mengandung arti, bahwa penelitian yang dilakukan secara mendalam dengan tujuan untuk menentukan apakah usaha yang dijalankan akan memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan biaya yang akan dikeluarkan. Dengan kata lain, kelayakan dapat berarti bahwa usaha yang dijalankan akan memberikan keuntungan finansial dan nonfinansial sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Lebih lanjut, istilah layak juga berarti bahwa suatu usaha juga dapat memberikan keuntungan tidak hanya bagi perusahaan yang menjalankan, tetapi juga bagi investor, kreditor, pemerintah dan masyarakat luas.
Studi kelayakan usaha didefinisikan sebagai suatu pengkajian secara sistematis terhadap gagasan atau rencana usaha, baik usaha baru atau pengembangan usaha yang sudah ada, dari berbagai aspek yang dapat mempengaruhi keberhasilan usaha tersebut.
Tujuan dilakukan studi kelayakan usaha atau evaluasi proyek ialah untuk membantu para pengusaha, manajer, pengurus dan anggota koperasi, para pemilik modal dan pemerintah di dalam menentukan apakah suatu usaha layak untuk dijalankan (dibiayai) atau tidak. Kegunaannya adalah untuk mengetahui apakah proyek di masa yang akan datang mempunyai manfaat dan menguntungkan dilihat dari segi komersialnya. Hal ini dapat dilakukan mengingat:
• Pengeluaran modal besar
• Berjangka waktu panjang
• Memiliki komitmen antara pemilik usaha dengan pemilik dana
• Memiliki dampak terhadap lingkungannya
Dengan demikian dalam suatu studi kelayakan usaha akan menyangkut tiga aspek, yaitu:
1. Manfaat ekonomis usaha tersebut bagi usaha itu sendiri (sering disebut sebagai manfaat finansial). Yang berarti apakah usaha tersebut dipandang cukup menguntungkan apabila dibandingkan dengan risiko usaha tersebut.
2. Manfaat ekonomis usaha tersebut bagi Negara tempat usaha itu dilaksanakan (sering disebut sebagai manfaat ekonomi nasional). Yang menunjukkan manfaat usaha tersebut bagi ekonomi makro suatu negara.
3. Manfaat sosial usaha tersebut bagi masyarakat di sekitar lokasi usaha.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kedalaman (intensitas) evaluasi proyek atau dikelayakan proyek diantaranya adalah:
1) Besarnya dana yang ditanamkan
Umumnya semakin besar dana yang ditanamkan, semakin mendalam studi yang dilakukan.
2) Tingkat ketidakpastian proyek
Semakin sulit memperkirakan penghasilan penjualan, biaya, aliran kas, dan lain-lain, maka semakin berhati-hati melakukan studi kelayakan.
3) Rancangan studi kelayakan usaha
Pembuatan studi kelayakan usaha (feasibility study) merupakan salah satu tahap dari serangkaian tahap yang tercakup dalam implementasi suatu perencanaan usaha. Untuk itu perlu terlebih dahulu diketahui tahapan perencanaan suatu usaha.
B. Tujuan Studi Kelayakan Usaha
Ada lima tujuan, pentingnya melakukan studi kelayakan usaha:
1. Menghindari risiko kerugian
Studi kelayakan bertujuan untuk menghindari risiko kerugian keuangan di masa datang yang penuh ketidakpastian. Kondisi ini ada yang dapat diramalkan akan terjadi atau terjadi tanpa dapat diramalkan. Dalam hal ini fungsi studi kelayakan adalah untuk meminimalkan risiko yang tidak diinginkan, baik risiko yang dapat dikendalikan maupun yang tidak dapat dikendalikan.
2. Memudahkan perencanaan
Ramalan tentang apa yang akan terjadi di masa yang akan datang, dapat mempermudah dalam melakukan perencanaan. Perencanaan tersebut, meliputi:
• Berapa jumlah dana yang diperlukan
• Kapan usaha akan dijalankan
• Di mana lokasi usaha akan dibangun
• Siapa yang akan melaksanakan
• Bagaimana cara melaksanakannya
• Berapa besar keuntungan yang akan diperoleh
• Bagaimana cara mengawasinya jika terjadi penyimpangan
Dengan adanya perencanaan yang baik, maka suatu usaha akan mempunyai jadwal pelaksanaan usaha, mulai dari usaha dijalankan sampai pada waktu tertentu.
3. Memudahkan pelaksanaan pekerjaan
Berbagai rencana yang sudah disusun akan memudahkan dalam pelaksanaan usaha. Rencana yang sudah disusun akan dijadikan acuan dalam mengerjakan setiap tahap usaha, sehingga suatu pekerjaan dapat dilakukan secara sistematis dan dapat tepat sasaran serta sesuai rencana.
4. Memudahkan pengawasan
Pelaksanaan usaha yang sesuai rencana akan memudahkan untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya uasaha. Pengawasan ini perlu dilakukan agar tidak terjadi penyimpangan dari rencana yang telah disusun. Di samping itu, pelaksanaan usaha dapat dilakukan secara sungguh-sungguh, karena ada yang mengawasi.
5. Memudahkan pengendalian
Adanya pengawasan dalam pelaksanaan pekerjaan dapat terdeteksi terjadinya suatu penyimpangan, sehingga dapat dilakukan pengendalian atas penyimpangan tersebut. Tujuan dari pengendalian ini adalah untuk mengendalikan pelaksanaan pekerjaan yang melenceng, sehingga tujuan perusahaan akan tercapai.
C. Pihak-pihak yang Berkepentingan
Perusahaan yang melakukan studi kelayakan usaha akan mempertanggungjawabkan
hasilnya kepada berbagai pihak yang berkepentingan, yaitu:
1. Investor
Jika hasil studi kelayakan yang telah dibuat ternyata layak untuk direalisasikan, pendanaan dapat mulai dicari dengan mencari investor atau pemilik modal yang mau menanamkan modalnya. Bagi investor, hasil studi kelayakan memiliki arti tersendiri, karena investor akan mempelajari laporan tersebut untuk memastikan keuntungan yang akan diperoleh serta jaminan keselamatan atas modal yang akan ditanamkannya.
2. Lembaga keuangan
Jika modal perusahaan berasal dari dana pinjaman bank atau lembaga keuangan lainnya, maka lembaga-lembaga tersebut akan berkepentingan terhadap hasil studi kelayakan. Bank dan lembaga keuangan lainnya tidak mau memberi kredit atau pinjaman, bila suatu usaha tersebut di kemudian hari mempunyai masalah (kredit macet). Oleh karena itu, untuk usaha-usaha tertentu pihak perbankan akan melakukan studi kelayakan terlebih dahulu secara mendalam sebelum pinjaman dikucurkan kepada pihak peminjam.
3. Pemerintah
Bagi pemerintah pentingnya studi kelayakan adalah untuk meyakinkan apakah usaha yang dijalankan akan memberikan manfaat, baik bagi perekonomian secara umum maupun gaji masyarakat luas, seperti penyediaan lapangan pekerjaan. Pemerintah juga berharap usaha yang akan dijalankan tidak merusak lingkungan sekitarnya, baik terhadap manusia dan lingkungan hidup lainnya
4. Masyarakat luas
Bagi masyarakat luas, adanya bisnis akan memberikan manfaat seperti tersedia lapangan kerja, baik bagi pekerja di sekitar likasi proyek maupun bagi masyarakat lainnya. Manfaat lain adalah terbukanya wailayah tersebut dari ketertutupan. Dengan adanya usaha akan memancing munculnya sarana dan prasarana bagi masyarakat.
D. Tahap Perencanaan Usaha
Untuk melakukan suatu usaha biasanya tidak langsung jadi begitu saja, tetapi melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Tahapan Identifikasi
Pendirian suatu usaha biasanya diawali dengan sebuah ide. Ide usaha yang baik harus didasarkan pada pemikiran yang logis tentang adanya peluang usaha. Peluang usaha bisa timbul dari berbagai sumber atau sebab antara lain:
• Adanya kecenderungan impor komoditi
• Adanya bahan baku yang melimpah
• Adanya keterampilan tenaga kerja tertentu
• Adanya saran atau pendapat ahli, dan lain-lain
2. Tahap Seleksi Pendahuluan
Pada tahap identifikasi akan dihasilkan sejumlah alternatif usaha. Dari sejumlah alternatif usaha yang ada selanjutnya dilakukan penilaian pendahuluan untuk menentukan usaha-usaha yang paling mungkin dilakukan. Di dalam hal ini sudah mempertimbangkan faktor-faktor yang mungkin menjadi penghambat dan pendukung dipilihnya suatu usaha, hal-hal yang menjadi pertimbangan antara lain:
a. Sejumlah modal dan sumber modal yang diperlukan
b. Kesediaan bahan baku dalam arti kualitas, kuantitas dan kontinuitas
c. Ketersediaan tenaga ahli
d. Prospek pemasaran produk yang dihasilkan
3. Tahap Pengkajian atau Studi Kelayakan Usaha
Tahap ini merupakan penilaian secara lebih mendalam terhadap beberapa aspek suatu usaha yang berhasil terpilih pada tahap seleksi pendahuluan. Aspek-aspek yang perlu dipelajari dalam hal ini adalah aspek pasar, aspek yuridis, aspek teknik, aspek finansial dan aspek ekonomi.
4. Tahap Penilaian (appraisal)
Pada tahap ini dilakukan penilaian kembali tentang aspek-aspek yang dianalisa pada tahap studi kelayakan. Suatu usaha dikatakan layak untuk dapat dibiayai bila memenuhi criteria sebagai berikut:
a. Kelayakan Ekonomis
Yaitu bila proyek secara perhitungan ekonomis mempunyai kemampuan dan peluang untuk dapat dikembangkan:
• Barang/jasa yang ditawarkan mempunyai peluang dan kemampuan untuk dapat dipasarkan sedangkan di lain pihak pasar yang ada atau tidak aka nada atau belum jenuh untuk jangka waktu yang cukup lama (minimum selama jangka waktu pinjaman atau pengembalian modal).
• Barang atau jasa diperdagangkan atau mempunyai nilai ekonomis yang cukup berarti sehingga dibutuhkan oleh seluruh atau sebagian masyarakat selaku konsumen.
b. Kelayakan Teknis
Dari segi teknis-teknologi usaha tersebut dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana besaran usaha (volume barang/jasa yang dipasarkan sesuai dengan skala ekonomis yang direncanakan)
• Tersedia bahan baku dan bahan pembantu
• Tersedia tenaga pekerja yang dibutuhkan sesuai dengan tingkat teknologi yang akan dipakai
• Tersedia mesin dan peralatan yang sesuai dengan tingkat teknologi yang akan dipakai dan skala ekonomis yang akan dicapai
• Adanya tempat atau lokasi usaha yang sesuai dengan kebutuhan ekonomis dan teknis udara (pasar, sumber daya alam)
c. Kelayakan Hukum
Proyek mendapat jaminan serta dukungan hokum dalam pelaksanaannya atau tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku.
• Barang/jasa yang diperdagangkan tidak dilarang/merugikan masyarakat luas
• Lokasi yang direncanakan tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku
• Teknologi yang akan diterapkan sesuai/tidak membahayakan atau merugikan masyarakat dan lingkungan sekitarnya
d. Kelayakan Manajemen
Secara umum manajemen diartikan sebagai sekelompok orang yang diberi tanggung jawab untuk melaksanakan perusahaan. Untuk menunjang keberhasilan usaha, unsur-unsur yang harus diperhatikan dalam aspek manajemen adalah sebagai berikut:
• Kualifikasi manajemen yang sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan proyek (pengalaman, kemampuan, dan keterampilan)
• Adanya dukungan tenaga terampil yang sesuai dengan kebutuhan
• Mudah/tidaknya untuk mendapatkan tenaga kerjayang diperlukan serta pengembangannya (pendidikan dan latihan)
e. Kelayakan Finansial
Secara perhitungan financial pelaksanaan suatu usaha diperkirakan dapat menghasilkan suatu keuntungan bagi pemilik modal sesuai dengan yang diharapkan.
• Perhitungan atas dasar perencanaan laba, tingkat rentabilitas usaha (ROI), rentabilitas usaha sendiri (ROE), berhitungan nilai usaha bersih (NPV), manfaat dan biaya (B/C), perhitungan IRR menunjukkan hasil yang diharapkan.
• Perhitungan perencanaan likuiditas serta proyeksi perputaran dana dan neraca memberikan gambaran yang positif.
5. Tahap Pelaksanaan
Tahap ini merupakan tahap akhir dalam penyusunan suatu rencana usaha, yaitu mengimplementasikan segala sesuatu yang telah dirumuskan dalam rencana usaha.
6. Tahap Evaluasi
Pada tahapan ini dilakukan penilaian terhadap keberhasilan atau kegagalan usaha yang sedang atau sudah dijalankan. Hasil evaluasi akan menjadi masukan berharga bagi para pengusaha, pemilik modal dan pemerintah di dalam memilih usaha yang sejenis di masa yang akan datang.
E. Aspek-aspek yang Dipelajari dalam Studi Kelayakan Usaha
Secara lebih spesifik dan sistematis aspek-aspek yang dipelajari dalam studi kelayakan usaha adalah aspek pasar, aspek yuridis, manajemen, teknik, finansial, dan sosial. Kelengkapan aspek-aspek tersebut tergantung pada kepentingannya. Hal yang menjadi pertimbangan biasanya adalah:
1. Besar kecilnya dana yang terlibat dalam rencana usaha tersebut.
2. Tingkat ketidakpastian yang dihadapi usaha tersebut.
3. Kompleksitas faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha tersebut.
F. Pra Studi Kelayakan
Tahapan pra studi kelayakan dapat dilaksanakan sebelum melakukan studi kelayakan usaha. Aspek yang dianalisis meliputi 4 (empat) hal utama:
1. Aspek Pemasaran
Dalam mengadakan identifikasi awal di bedang pemasaran harus tepat karena dala praktek sering ditemui perbedaan persepsi antara apa yang dilakukan konsumen dengan desain dalam studi.
2. Aspek Teknis Teknologis
Penilaian dari aspek teknis teknologis atau sering disebut sebagai aspek produksi adalah untuk mempertimbangkan apakah proyek dapat dilaksanakan dilihat dari segi teknis.
3. Aspek Manajemen
a. Penilaian pengurus
• Kualifikasi pengurus
• Kemampuan manajerial
• Pengalaman di bidang yang diperlukan
• Latar belakang pendidikan
• Motivasi dan kultur kerja
b. Struktur organisasi
Agar efektif dalam pengelolaan struktur organisasi harus sesuai dengan besar kecilnya skala usaha.
c. Rekrut dan seleksi tenaga kerja
Sistem rekrut dan seleksi tenaga kerja agar dapat diperoleh tenaga kerja yang sesuai dengan kualifikasi yang diperlukan.
4. Aspek Keuangan
Penilaian dari aspek keuangan adalah merupakan hasil dari penilaian aspek-aspek terdahulu (aspek pemasaran, teknik, teknologi dan aspek manajerial). Tujuannya adalah untuk menilai kembali kelayak serta implikasinya dari segi keuangan setelah keseluruhan aspek dijabarkan dalam nilai uang.
G. Teknik Melakukan Studi Kelayakan Usaha
Secara umum terdapat empat tahapan kegiatan dalam melakukan studi kelayakan usaha, yaitu:
1. Pembentukan panitia kerja
Jika diperhatikan aspek-aspek yang perlu dikaji, maka tim kerja studi kelayakan usaha memerlukan usaha paling sedikit terdiri atas tim teknis dan tim sosial ekonomi. Tim teknis harus menguasai segala sesuatu yang berkaitan dengan aspek teknis. Hal ini tergantung pada jenis usaha apa yang akan dilakukan. Tim sosial perlu mengetahui aspek-aspek yuridis, organisasi dan manajemen, aspek pemasaran, aspek financial dan aspek ekonomi.
Semakin lengkap suatu tim kerja, semakin baik. Namun demikian perlu diperhatikan efektifitas dan efisiensi kerja. Untuk itu perlu memperhatikan hal-hal berikut:
a. Kelengkapan tim kerja yang ahli di bidang masing-masing
b. Keseimbangan tim antar bidang keahlian
c. Kejelasan tugas dan tanggung jawab setiap anggota tim
d. Kejelasan jadwal kerja
e. Mempertimbangkan jumlah dana yang tersedia
2. Pengumpilan data dan informasi
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengumpulan data dan informasi adalah sebagai berikut:
a. Kelengkapan data dan informasi untuk setiap aspek yang akan dikaji.
b. Relevansi data dengan aspek yang akan dikaji (banyak data/informasi yang terkumpul tetapi tidak relevan dan atau tidak berguna).
c. Validitas data/informasi. Hal ini ditentukan oleh benar tidaknya dalam memilih sumber data/informasi, metode pengukuran data dan metode penarikan contoh/sampel data jika diperlukan.
3. Analisis data dan informasi
Setelah data dan informasi yang memadai telah terkumpul dengan baik, langkah selanjutnya adalah pengolahan dan menganalisis data/informasi tersebut untuk mengetahui kelayakan usaha dari setiap aspek. Analisis tersebut meliputi:
a. Analisis Aspek Pasar
Aspek ini mendahului aspek-aspek yang lain, karena di dalam merencanakan usaha yang perlu dipikirkan pertama kali adalah produk apa yang diminta pasar dan dalam jumlah berapa. Akhir dari analisis pasar yang terpenting adalah menentukan jumlah produk yang mampu diserap oleh pasar. Kegagalan suatu kegiatan usaha seringkali berawal dari gagalnya mengestimasi pasar produk usaha tersebut. Untuk itu ada beberapa indicator penting yang harus diperhatikan, di antaranya:
1) Mempelajari kondisi pemasaran yang lalu dan sekarang yaitu dengan mengetahui:
a) Bagaimana perkembangan jumlah penawaran dsn permintaan yang akan dihasilkan.
b) Bagaimana perkembangan harga produk selama ini, misalkan selama 2-3 tahun terakhir.
c) Siapa saja produsen utama produk tersebut.
d) Bagaimana jalur pemasaran produk tersebut.
2) Mengestimasi pemasaran di masa yang akan datang, meliputi:
a) Proyeksi jumlah permintaan dan penawaran produk yang akan dihasilkan.
b) Proyeksi jumlah produk yang akan dipasarkan.
c) Kebijaksanaan pemasaran produk yang akan dihasilkan, meliputi pada tingkat harga berapa produk akan dijual, mutu produk yang akan dijual, kepada siapa produk tersebut akan dijual dan dengan jalur pemasaran yang bagaimana.
Beberapa hal lain yang perlu dilihat dalam analisis pemasaran adalah:
1) Posisi produk (product positioning) yaitu bagaimana posisi produk di pasar:
a) Apakah banyak barang sejenis atau barang pengganti.
b) Apakah barang/jasa mudah ditiru oleh produsen lainnya.
c) Apakah barang/jasa digunakan sehari-hari atau untuk keperluan teknis.
2) Identifikasi harga
a) Siapa yang berperan dalam menentukan harga, pembeli-penjual-pasar.
b) Bagaimana dengan harga jual dari produk sejenis atau barang pengganti.
c) Bagaimana dengan kebijakan harga dari produsen lain.
3) Identifikasi pola distribusi
a) Luas area pemasaran produksi (local, antarpropinsi, antar pulau).
b) Siapa yang melakukan distribusi barang (agen sendiri atau perusahaan distributor milik orang lain).
c) Bagaimana mata rantai distribusi mulai dari produsen sampai dengan konsumen akhir.
4) Identifikasi pola promosi
a) Bagaimana sistem promosi yang digunakan oleh produsen lain barang sejenis atau pengganti.
b) Media promosi yang tepat.
5) Identifikasi konsumen
a) Golongan pendapatan konsumen (rendah, menengah, tinggi).
b) Golongan umur konsumen (anak-anak, remaja, dewasa, oaring tua).
c) Penyebaran dan area konsumen (kota, desa).
d) Kebiasaan dan perilaku konsumen (consumer’s behavior)
6) Identifikasi pasar
a) Pasar pembeli (buyer market) atau pasar penjual (seller market).
b) Posisi pasar berdasarkan kekuatan pembeli atau penjual.
c) Berdasarkan elastisitas pasar (elastis, semi elastis atau inelastis).
b. Analisis Aspek Yuridis
Aspek ini berkaitan dengan kelayakan usaha dari sisi hokum. Yang menjadi pertanyaan adalah seberapa jauh usaha yang direncanakan mempunyai kekuatan atau dibenarkan secara hukum baik dari segi kelembagaan usaha atau kegiatan usaha itu sendiri.
Di bidang kegiatan usaha yang direncanakan antara lain perlu kejelasan tentang status hukum barang yang dihasilkan, status hukum modal dan pemilik modal, status hukum yang menjadi rekaman usaha, hak cipta dan lainnya.
c. Analisis Aspek Manajemen
Suatu kegiatan usaha akan memerlukan perangkat organisasi, mulai dari yang sederhana sampai dengan yang kompleks. Untuk itu, perlu diketahui bentuk pengelolaan usaha yang dipilih siapa yang menjadi pengelola usaha, kejelasan batas-batas wewenang dan tanggung jawab setiap pihak yang terlibat dalam pengelolaan usaha.
Aspek manajemen juga mengkaji tenaga manajemen yang diperlukan, berapa dan dalam kualifikasi apa. Untuk menjalankan suatu usaha tertentu dibentuk suatu kualifikasi tenaga yang tertentu pula. Oleh karena itu jauh sebelumnya perlu diketahui apakah kualifikasi yang diperlukan tersedia atau tidak.
d. Analisis Aspek Teknis
Analisis aspek teknis sangat diperlukan oleh spesifikasi usaha. Istilah aspek teknis sebenarnya lebih cocok untuk kegiatan usaha yang menghasilkan produk atau mengolah hasil yang memerlukan proses produksi secara teknis. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam aspek teknis ini diantaranya:
1) Lokasi Usaha
Yang perlu dijabarkan mengenai lokasi usaha meliputi letak geografis dari tempat usaha (dekat dengan pasar/konsumen dan atau dekat dengan factor produksi), kondisi iklim, dan kondisi tanah.
2) Teknologi
Ada beberapa jenis teknologi yaitu teknologi maju (advanced technology), teknologi madya (intermediate technology), teknologi sederhana (simple technology) dan teknologi tradisional. Aspek teknologi ini penting untuk dijabarkan karena akan sangat berpengaruh terhadap kwantitas dan kwalitas hasil produksi.
3) Alat produksi
Perlu juga diperhatikan ragam dari alat produksi yang akan digunakan.
4) Proses produksi
Berdasarkan kontinuitas proses produksi, dikenal proses produksi yang terputus, kontinu dan proses produksi gabungan dari keduanya.
5) Sarana produksi atau bahan baku dan tenaga kerja
Membahas bagaimana kemudahan dalam memperoleh bahan baku, air, tenaga kerja, listrik, telepon, sarana dan prasarana angkutan dan kemudahan-kemudahan lainnya. Berapa kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan untuk melakukan setiap tahap dalam proses produksi.
6) Produksi itu sendiri
Beberapa komponen produksi yang menentukan besar kecilnya usaha yaitu:
• Volume bahan baku yang akan digunakan
• Jenis dan jumlah peralatan/mesin yang digunakan
• Jumlah tenaga kerja
• Besar sumber daya energy yang digunakan untuk menggerakkan peralatan/mesin
Berkenaan dengan kegiatan perdagangan, aspek fisik yang perlu dibahas didalam hal ini antara lain:
a) Penentuan lokasi usaha. Beberapa orientasi dalam penilaian lokasi diantaranya:
 Lokasi yang berorientasi pada bahan baku
 Lokasi yang berorientasi pada pasar (lebih mendekati konsumen)
 Lokasi yang berorientasi pada kemudahan yang tersedia
b) Rincian kebutuhan bangunan dan peralatan
c) Proses pengadaan barang dari pemasok
d) Pengelompokan barang dagangan menurut perputaran barang
e. Analisis Aspek Finansial
Secara garis besarnya tujuan analisis keuangan meliputi:
Tujuan likuiditas
• Kemampuan proyek melakukan kewajiban-kewajiban yang telah jatuh tempo
• Tersedianya alat-alat likuid yang cukup
• Untuk mengadakan modal kerja (cash budget)
Tujuan pencapaian laba
• Kemampuan proyek untuk mendapatkan laba yang direncanakan atau diharapkan
• Pemilihan dari berbagai alternatif yang terbaik berdasarkan kriteria investasi
• Untuk mengadakan modal tetap (capital budget)
Ruang lingkup penilaian dari aspek keuangan meliputi:
1) Perhitungan kebutuhan modal kerja dan kebutuhan modal tetap (investasi)
Perhitungan kebutuhan modal kerja dapat menggunakan 2 metode pendekatan
a) Pendekatan Neraca
 Jumlah kebutuhan kas atau bank
 Persediaan barang dan bahan
 Piutang
b) Pendekatan biaya atau pengeluaran
 Biaya produksi (bahan baku, upah tenaga kerja langsung, bahan pembantu, dan bahan bakar)
 Biaya penjualan (pengepakan, angkutan, biaya distribusi)
 Biaya umum dan administrasi (biaya kantor, gaji pegawai, pemeliharaan)
c) Perhitungan modal tetap
 Pembelian tanah untuk lokasi proyek
 Bangunan yang diperlukan (pabrik, kantor, ruang pamer)
 Pembelian mesin-mesin dan peralatan yang diperlukan
 Pembelian alat angkutan dan kendaraan
 Biaya pendahuluan (initial cost)
2) Perhitungan pembiayaan dana sendiri dan kebutuhan kredit
a) Kemampuan untuk mengadakan dana sendiri (equiri) dalam membiayai sebagian dari kebutuhan dana baik berupa dana tunai maupun harta yang akan digunakan untuk proyek (tanah, bangunan, mesin, kendaraan)
b) Kredit yang diperlukan:
 Kredit supplier (untuk bahan-bahan)
 Sewa/beli leasing (untuk bahan modal, mesin peralatan, gedung)
 Kredit perbankan (jangka pendek, menengah, dan panjang)
3) Proyeksi penjualan dan pendapatan
 Proyeksi penjualan atau pendapatan dari kegiatan utama (main product)
 Proyeksi penjualan atau pendapatan dari hasil sampingan (by product)
4) Proyeksi daftar laba rugi
Proyeksi (rencana) laba rugi (projected income statement) dapat disusun berdasarkan:
 Proyeksi pendapatan/penjualan
 Proyeksi biaya produksi dan biaya operasional
 Rencana pembayaran bunga
 Cadangan penyusutan
 Proyeksi pembayaran pajak
5) Proyeksi arus kas
Secara prinsip arus kas sendiri terdiri dari komponen kas masuk, kas keluar dan surplus (defisit). Kegunaan dari penyusunan arus kas adalah untuk mengetahui kebutuhan kredit (dari defisit), jangka waktu kredit dan kemampuan dari proyek/nasabah untuk mengembalikan pinjaman.
6) Rencana perluasan investasi dan pengembangan kredit
Jadwal rencana pembelian barang modal (investment schedule) biasanya diikuti dengan jadwal pencairan kredit (loan disbursement schedule). Dengan demikian dapat diketahui sumber dana investasi dan rencana pengembalian kredit.
H. Metode Analisis Keuangan
Metode analisis keuangan yang sering digunakan dapat dikelompokkan dalam dua metode yaitu:
1. Kelompok analisis tanpa perhitungan waktu atas nilai uang (time value of money) antara lain:
a. Jangka waktu pengembalian kredit (pay back of period)
b. Rentabilitas usaha (return on investment atau asset)
c. Rentabilitas modal sendiri (return of equity)
d. Rasio hutang dan pendapatan (debt/equity ratio)
e. Rasio hutang dan pendapatan (debt/service coverage)
2. Metode analisis dengan memperhitungkan nilai uang berdasarkan faktor waktu dengan memperhatikan faktor penimbang (discounted factor):
a. Perhitungan nilai sekarang bersih (net present value)
b. Rasio biaya dan manfaat (cost/benefit ratio)
c. Tingkat keuntungan financial internal (internal rate of return)
d. Tingkat keuntungan ekonomis internal (internal economic rate of return)
3. Berikut ini beberapa pengertian atas indicator dalam metode analisis keuangan:
a. Rasio laba atas investasi (ROI)
Rasio yang menunjukkan tingkat pengembalian bisnis atas seluruh investasi yang telah dilakukan.
b. Net present value (NPV)
Suatu investasi dikatakan layak jika NPV > 0 dan sebaliknya jika NPV < 0. Sedangkan jika NPV = 0 keputusan investasi tergantung pada judgement pemilik modal.
c. Internal rate of return (IRR)
IRR didefinisikan sebagai tingkat bunga yang menyebabkan NPV=0. Suatu investasi dikatakan layak jika IRR > tingkat suku bunga yang diinginkan (umumnya tingkat suku bunga/deposito di bank).
d. Break even point (Titik Pulang Pokok/Titik Impas)
BEP adalah suatu kondisi dimana perusahaan tidak memperoleh keuntungan dan juga tidak mengalami kerugian.
Rumus perhitungan BEP:
BEP (dalam kuantitas) = Biaya Tetap / (Harga Jual Produk – Biaya Variabel per unit)
BEP (dalam rupiah) = Biaya Tetap / (1 – Total Biaya Variabel / Penjualan)

Selasa, 20 April 2010

RPP PKN KELAS 3 SD

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan SD dan MI
Kelas/ Semester : III (Tiga) / 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 4 x Pertemuan (@35 menit)

Standar Kompetensi :
1. Memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia

Kompetensi Dasar :
1.1 Mengenal kekhasan bangsa Indonesia, seperti kebhinekaan, kekayaan alam, dan keramahtamahan.

Indikator :
- Menerangkan hakikat bangsa dan negara Indonesia.
- Menerangkan ciri khas yang dimiliki bangsa Indonesia.
- Menjelaskan contoh ciri khas bangsa Indonesia.
- Menerangkan ciri khas bangsa Indonesia dengan bangsa lain.

I. Tujuan Pembelajaran
- Melalui penjelasan dari guru, siswa dapat menjelaskan hakikat bangsa dan negara Indonesia dengan benar.
- Melalui diskusi, siswa dapat menjelaskan ciri khas yang dimiliki bangsa Indonesia dengan tepat.
- Melalui penugasan, siswa dapat menyebutkan contoh ciri khas bangsa Indonesia dengan benar.
- Melalui demonstrasi, siswa dapat membandingkan ciri khas bangsa Indonesia dengan bangsa lain dengan tepat.

II. Materi Pokok Pembelajaran
Ciri Khas Bangsa Indonesia
Ciri khas bangsa Indonesia adalah perbedaan yang hampir terjadi di mana-mana, di setiap pulau atau di setiap tempat di mana ketika kits menginjakkan kaki kita di tanah yang berbeda. Menurut Dewan Perancang Nasional, yang dimaksudkan dengan kepribadian Indonesia ialah: Keseluruhan ciri-ciri khas bangsa Indonesia, yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa lainnya. Keseluruhan ciri-ciri khas bangsa Indonesia adalah pencerminan dari garis pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia sepanjang masa.
Indonesia adalah Negara kepulauan terbesar di dunia yang mempunyai 17.508 pulau. Indonesia terbentang antara 6 derajat garis lintang utara sampai 11 derajat garis lintang selatan, dan dari 97 derajat sampai 141 derajat garis bujur timur serta terletak antara dua benua yaitu benua Asia dan Australia/Oceania. Posisi strategis ini mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kebudayaan, sosial, politik, dan ekonomi.
Wilayah Indonesia terbentang sepanjang 3.977 mil antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Apabila perairan antara pulau-pulau itu digabungkan. Maka luas Indonesia menjadi 1.9 juta mil persegi.
Lima pulau besar di Indonesia adalah: Sumatera dengan luas 473.606 km persegi, Jawa dengan luas 132.107 km persegi, Kalimantan (pulau terbesar ketiga di dunia) dengan luas 539.460 km persegi, Sulawesi dengan luas 189.216 km persegi, dan Papua dengan luas 421.981 km persegi.
Penduduk Indonesia dapat dibagi secara garis besar dalam dua kelompok. Di bagian barat Indonesia penduduknya kebanyakan adalah suku Melayu sementara di timur adalah suku Papua, yang mempunyai akar di kepulauan Melanesia. Banyak penduduk Indonesia yang menyatakan dirinya sebagai bagian dari kelompok suku yang lebih spesifik, yang dibagi menurut bahasa dan asal daerah, misalnya Jawa, Sunda atau Batak.
Islam adalah agama mayoritas yang dipeluk oleh sekitar 85,2% penduduk Indonesia, yang menjadikan Indonesia negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia. Sisanya beragama Protestan (8,9%); Katolik (3%); Hindu (1,8%); Budha (0,8%); dan lain-lain (0,3%).
Kebanyakan penduduk Indonesia bertutur dalam bahasa daerah sebagai bahasa ibu, namun bahasa resmi Indonesia, bahasa Indonesia, diajarkan di seluruh sekolah-sekolah di negara ini dan dikuasai oleh hampir seluruh penduduk Indonesia.

III. Metode Pembelajaran
- Diskusi
- Ceramah
- Penugasan
- Pengamatan
- Peragaan

IV. Langkah Kegiatan
Pertemuan Ke-1
Judul materi pelajaran : hakikat bangsa dan negara Indonesia.

Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
a. Presensi.
b. Guru menginformasikan materi yang akan dibahas.
2. Kegiatan Inti
a. Guru mengajukan pertanyaan kepada peserta didik.
1) Di negara mana kamu tinggal?
2) Kapan mulai terbentuk bangsa dan negara Indonesia?
b. Guru menjelaskan tentang terbentuknya bangsa dan negara Indonesia.
c. Peserta didik mendengarkan penjelasan guru dengan saksama.
3. Kegiatan Akhir
Guru bersama peserta didik membuat simpulan tentang materi yang dibahas.

Pertemuan Ke-2
Judul materi pelajaran : ciri khas bangsa Indonesia.

Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
a. Presensi.
b. Guru mengajukan pertanyaan tentang materi yang dibahas minggu lalu.
c. Guru menginformasikan materi yang akan dibahas.
2. Kegiatan Inti
a. Guru mengajukan pertanyaan kepada peserta didik untuk menyebutkan ciri khas yang dimiliki bangsa Indonesia.
b. Guru membagi peserta didik menjadi tiga kelompok.
1) Kelompok I dinamakan Indonesia Barat dengan tugas menyebutkan
dan menuliskan ciri khas bangsa Indonesia yang ada di Indonesia
bagian barat.
2) Kelompok II dinamakan Indonesia Tengah dengan tugas menyebutkan
dan menuliskan ciri khas bangsa Indonesia yang ada di Indonesia
bagian tengah.
3) Kelompok III dinamakan Indonesia Timur dengan tugas menyebutkan
dan menuliskan ciri khas bangsa Indonesia yang ada di Indonesia
bagian timur.
c. Guru dan peserta didik membandingkan hasil dari ketiga kelompok.
3. Kegiatan Akhir
Guru bersama peserta didik membuat simpulan tentang materi yang dibahas.

Pertemuan Ke-3
Judul materi pelajaran : ciri khas bangsa Indonesia.

Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
a. Presensi.
b. Guru mengajukan pertanyaan tentang materi yang dibahas minggu lalu.
c. Guru menginformasikan materi yang akan dibahas.
2. Kegiatan Inti
a. Guru mengajukan pertanyaan kepada peserta didik untuk memberikan contoh ciri khas yang dimiliki bangsa Indonesia.
b. Guru memberi tugas kepada peserta didik untuk memberikan contoh ciri khas bangsa Indonesia yang ada di lingkungan sekitarnya.
c. Hasil tugas peserta didik dikumpulkan dan dikelompokkan.
3. Kegiatan Akhir
Guru bersama peserta didik membuat simpulan tentang materi yang dibahas.

Pertemuan Ke-4
Judul materi pelajaran : ciri khas bangsa Indonesia.

Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
a. Presensi.
b. Guru mengajukan pertanyaan tentang materi yang dibahas minggu lalu.
c. Guru menginformasikan materi yang akan dibahas.
2. Kegiatan Inti
a. Guru mengajukan pertanyaan kepada peserta didik.
1) Apa hanya bangsa Indonesia yang memiliki ciri khas?
2) Apakah bangsa lain juga memiliki ciri khas?
b. Guru memberi tugas kepada peserta didik untuk memilih salah satu bangsa di dunia dan menuliskan ciri khas dari bangsa tersebut.
c. Guru bersama peserta didik membandingkan ciri khas dari bangsa yang dipilih tersebut dengan bangsa Indonesia.
3. Kegiatan Akhir
a. Guru memberikan tugas kepada peserta didik seperti yang ada dalam buku.
b. Guru dan peserta didik membuat simpulan akhir.

IV. Alat dan Sumber Belajar
- Buku Pendidikan Kewarganegaraan SD dan MI Jilid 3.
- Buku yang relevan.
- Gambar yang relevan.
- Peta wilayah Indonesia.

V. Penilaian
- Tes lisan.
- Tes tertulis.
- Skala sikap.

Bentuk Instrumen Penilaian (Tes Lisan)
Jawablah pertanyaan berikut secara lisan!
1. Apa yang dimaksud hak asasi?
2. Berikan contoh hak asasi!
3. Berikan contoh hak asasi!
4. Apa yang harus kita lakukan dengan kekayaan alam yang kita miliki?
5. Apa ciri khas perilaku bangsa kita?

Bentuk Instrumen Penilaian (Tes Tertulis)
Silanglah jawaban yang benar!
1. Manusia diciptakan dengan derajat yang ....
a. berbeda
b. sama
c. berlainan
d. saling melengkapi

2. Kesempatan yang diberikan manusia dinamakan ....
a. akal
b. keinginan
c. hak
d. kewajiban

3. Sebagai warga negara yang baik, kita mendahulukan ....
a. hak
b. kewajiban
c. emosi
d. keinginan

4. Jika tidak melaksanakan kewajiban, kita akan mendapat ....
a. pahala
b. hadiah
c. sanksi
d. bantuan

5. Banyaknya suku menjadikan Indonesia kaya hal berikut ini, kecuali ....
a. budaya
b. upacara adat
c. bahasa
d. sumber daya

Bentuk Instrumen Penilaian (Skala Sikap)
Berilah tanda () pada kolom yang sesuai dengan pendapatmu!
No. Pernyataan Setuju Tidak Setuju
1. Tuhan menciptakan manusia dengan derajat yang sama.
2. Manusia mempunyai hak setelah dewasa.
3. Kita mendahulukan kewajiban daripada hak.
4. Indonesia merupakan Negara kepulauan.
5. Hak beragama merupakan hak asasi.


Surakarta, 11 Januari 2010
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Kelas


Budi Maryanto, S. Pd Evi Purnamasari S. Pd
NIP. 132657474 NIP. 150264007

MEDIA GRAFIS PAPAN FLANNEL, BULETIN BOARD, FLIP CHART, PETA, ATLAS, DAN GLOBE

MEDIA GRAFIS: PAPAN FLANNEL, BULETIN BOARD, FLIP CHART, PETA, ATLAS, DAN GLOBE
Media grafis berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Selain fungsi tadi, media grafis memiliki fungsi khusus yaitu menyederhanakan informasi dan memperjelas sajian agar mudah dipahami dan mudah diingat. Dengan multi fungsi itu, media grafis banyak dipakai dalam berbagai bidang: bisnis, industri, periklanan, pemerintah, serta pendidikan dan pengajaran. Penggunaan media grafis umumnya dikombinasikan dengan media lainnya. Media grafis banyak jenisnya, tetapi jenis media grafis yang akan dibahas kali ini adalah meliputi papan flannel, papan bulletin (bulletin board), flip chart, peta, atlas, dan globe.
A. PAPAN FLANNEL
a. Pengertian Papan Flannel
Papan flannel adalah papan yang berlapis kain flannel, sehingga gambar yang akan disajikan dapat dipasang dan dilepas dengan mudah dan dapat dipakai berkali-kali. Papan flannel termasuk salah satu media pembelajaran dua dimensi, yang dibuat dari kain flannel yang ditempelkan pada sebuah triplek atau papan. Kemudian membuat guntingan-guntingan flannel atau kertas rempelas yang di letakkan di bagian belakang gambar.
Flannel tersedia dalam berbagai variasi warna, murah, dan mudah didapat. Bahan laken (flet) dengan bulu-bulu halus juga dapat dimanfaatkan sebagai pengganti flannel walaupun biasanya harganya lebih mahal dibandingkan dengan flannel.
Media ini dapat digunakan untuk mengajarkan membedakan warna, pengembangan perbendaharaan kata-kata, dramatisasi, mengembangkan konsep memberi pesan tentang pokok-pokok cerita, membuat diagram, grafik dan sejenisnya.
b. Tujuan Pembuatan Papan Flannel
1) Media ini dapat digunakan untuk mengajarkan membedakan warna, pengembangan perbendaharaan kata-kata, dramatisasi, mengembangkan konsep memberi pesan tentang pokok-pokok cerita, membuat diagram, grafik dan sejenisnya.
2) Membantu pengajar untuk menerangkan bahan pelajaran.
3) Mempermudah pemahaman pembelajar tentang bahan pelajaran.
4) Agar bahan pelajaran lebih menarik.

c. Pembuatan Papan Flannel
Bahan-bahan:
1) Kain flannel/kertas rempelas/laken
2) Papan atau triplek
3) Lem
4) Gunting
5) Paku
6) Gambar atau pelajaran-pelajaran yang akan diajarkan.
Cara pembuatan papan flannel:
1) Siapkan papan atau triplek.
2) Tempelkan kain flannel/kertas rempelas/laken pada papan.
3) Kumpulkan gambar yang sesuai dengan bahan yang akan diajarkan.
4) Gambar yang akan digunakan bagian belakangnya ditempelkan kain flannel/kertas rempelas/laken kemudian gambar tersebut ditempelkan pada papan sehingga gambar tetap melekat pada papan flannel.

d. Kelebihan menggunakan papan flannel:
1) Gambar-gambar dengan mudah ditempelkan.
2) Efisiensi waktu dan tenaga.
3) Menarik perhatian pembelajar.
4) Memudahkan pengajar menjelaskan materi pelajaran.

e. Kelemahan menggunakan papan flannel:
1) Memerlukan waktu lama untuk mempersiapkan materi.
2) Memerlukan biaya yang mahal untuk mempersiapkannya.
3) Sukar menampilkan pada jarak yang jauh.
4) Flannel/laken mempunyai daya rekat yang kurang kuat.

B. PAPAN BULETIN (BULETIN BOARD)
a. Pengertian Papan Buletin
Papan buletin adalah papan yang khusus digunakan untuk mempertunjukkan contoh-contoh pekerjaan siswa, gambar,bagan,poster dan objek dalam bentuk tiga dimensi. Biasanya berukuran 160X80 cm. Papan bulletin seringkali ditempatkan di aula, cafetaria, dan kantor, tapi tempat utamanya adalah di dalam kelas. Umumnya kegiatan perancangan, tata letak, dan pemasangan isi pesan dalam papan bulletin itu menjadi tanggung jawab guru dan siswa. Papan bulletin digunakan untuk menggambarkan penampilan umum dari suatu kelas. Karena itu harus menarik, rapi, up to date, dan dinamik. Papan bulletin menampilkan suatu aktivitas belajar yang sedang berlaku di ruangan itu. Oleh karenanya harus mempunyai fungsi pendidikan. Papan bulletin banyak dibuat dari bahan gabus linoluim, kain guni (burlap) atau bahan-bahan sejenis.

b. Tujuan pembuatan Papan Buletin
1) Memberi rangsangan pada kondisi kelas hingga menjadi menarik.
2) Menciptakan kesiapan terutama untuk unit kerja yang baru.
3) Memberi jalan keluar bagi siswa berbakat.
4) Membangkitkan semangat dan moral kelas.
5) Mengembangkan rasa memiliki dan tanggung jawab di antara sesama siswa.

c. Kelebihan Menggunakan Papan Buletin
1) Meningkatkan minat belajar dan berkarya pada diri siswa.
2) Menyatukan semangat kelas.
3) Mendorong siswa untuk berkarya dan menciptakan produk, berinisiatif memecahkan masalah.
4) Sarana berkompetensi.

d. Kelemahan Menggunakan Papan Buletin
1) Memerlukan waktu yang lama untuk mempersiapkan materi.
2) Memerlukan biaya yang mahal untuk mempersiapkannya.
3) Sukar menampilkan pada jarak yang jauh.

C. FLIP CHART
a. Pengertian Flip Chart
Flip chart atau yang sering disebut sebagai bagan balik adalah kumpulan ringkasan, skema, gambar, tabel yang dibuka secara berurutan berdasarkan topik materi pembelajaran. Bahan flip chart biasanya kertas ukuran plano yang mudah dibuka-buka, mudah ditulisi, dan berwarna cerah. Untuk daya tarik, flip chart dapat dicetak dengan aneka warna dan variasi desainnya.

Cara penggunaan flip chart bergantung metode apa yang akan digunakan. Kalau metode ceramah, flip chart langsung dibuka sesuai dengan topik pembicaraan untuk diterangkan atau ditulisi hal-hal yang perlu dituliskan. Untuk metode kuantum, flip chart dapat berupa nyanyian, kata-kata bijak, atau apa saja yang mendukung kemeriahan kelas dan bukan merupakan pusat konsentrasi belajar siswa. Flip chart tidak langsung digunakan melainkan dapat menjadi variasi penekanan materi ajar. Dalam metode CTL, flip chart dapat dipakai sebagai gambar model untuk dikonstruksi pembelajar sehingga mendapatkan inkuirinya setelah menggali informasi gambar flip chart melalui berbagai pertanyaan belajar. Begitulah seterusnya.

Flip chart atau bagan balik pada prinsipnya memuat semua pesan yang akan disampaikan. Tetapi pesan itu disajikan secara bertahap. Tiap bagian pesan dituangkan pada lembaran kertas yang berbeda. Selanjutnya lembaran-lembaran itu dibendel menjadi satu. Penggunaannya tinggal membalik satu per satu sesuai dengan pesan yang akan disajikan.

Bagan yang menyajikan pesan sekaligus ada beberapa macam, antara lain:
1) Bagan Pengalaman (Experience Chart), terutama digunakan oleh guru-guru SD dan guru Sekolah Lanjutan untuk menggambarkan cerita, berita, atau pengalaman di kelas secara visual.
Bagan ini dapat menggambarkan arus suatu proses atau dapat pula menelusuri tanggung jawab atau hubungan kerja antara bagian. Anak panah seringkali digunakan untuk menggambarkan arah arus.
2) Bagan Pohon (Tree Chart), adalah kebalikan dari stream chart. Ibarat sebuah pohon yang terdiri dari batang, cabang-cabang dan ranting-ranting. Bagan ini dari satu hal kemudian terpecah menjadi berbagai hal. Misalnya silsilah keluarga, program sekolah dan sebagainya.
3) Bagan Tabulator (Tabulator Chart), dapat menggambarkan data tabular. Misalnya keuntungan dan kerugian: ekspor-impor, schedule program TV.
4) Bagan Proses (Process Charts), menggambarkan langkah dalam membuat sesuatu, misalnya langkah-langkah mencetak foto, dan sebagainya.
5) Bagan Waktu (Time Chart), menunjukkan hubungan antar peristiwa dan waktu. Pesan-pesan tersebut disajikan dalam bagan secara kronologis.

b. Kelebihan Menggunakan Flip Chart
1) Flip Chart dapat digunakan dalam metode pembelajaran inovatif apapun.
2) Lebih praktis.
3) Ketika pembelajaran di alam terbuka yang jauh dari aliran listrik, flip chart sangat tepat untuk membantu presentasi guru.
4) Bendel flip chart mudah dibawa ke mana saja bergantung tempat presentasi.
5) Menghemat media pengajaran.
6) Agar siswa telah tidak bosan sehingga siswa lebih berimajinasi dalam mengembangkan ide-idenya dalam belajar.
7) Flipchart juga dapat mempermudah mengingat suatu materi pelajaran yang di ajarkan guru.
8) Fleksibilitas, pengajar/pembicara dapat memutuskan kapan harus menulis.
9) Lebih baik dari white board karena pengajar/pembicara dapat mempersiapkan sebelum pelajaran/presentasi dimulai.
10) Biaya murah.
11) Dapat diletakkan dimana saja.

c. Kelemahan Menggunakan Flip Chart
1) Sukar dibaca karena keterbatasan tulisan.
2) Pengajar/pembicara cenderung memunggungi peserta saat menulis.
3) Biasanya kertas flip chart hanya dapat digunakan untuk satu kali saja.
4) Tidak sesuai untuk peserta yang lebih dari 15-20 orang.

D. PETA, ATLAS, DAN GLOBE
a. Pengertian Peta
Peta adalah gambar atau lukisan keseluruhan atau pun sebagian permukaan bumi baik laut maupun darat.
b. Jenis-jenis Peta
Peta dapat diklasifikasi menjadi dua jenis:
1) Peta Umum
Peta umum adalah peta yang menampilkan bentuk fisik permukaan bumi suatu wilayah. Contoh: peta jalan dan gedung wilayah DKI Jakarta.
2) Peta Khusus
Peta khusus adalah peta yang menampakkan suatu keadaan atau kondisi khusus suatu daerah tertentu atau keseluruhan daerah bumi. Contohnya adalah peta persebaran hasil tambang, peta curah hujan, peta pertanian perkebunan, peta iklim, dan lain sebagainya.
c. Pembagian Peta
1) Peta Luas
Peta luas adalah peta yang menggambarkan suatu daerah yang luas seperti peta dunia, peta daerah amerika utara, peta benua, peta samudera, peta kutub utara dan kutub selatan, dan sebagainya.
2) Peta Sempit
Peta sempit adalah peta yang hanya menampilkan sebagian kecil suatu area. Contoh peta sempit yaitu peta desa atau pedesaan, peta kota atau perkotaan, peta gorong-gorong kampung, peta gedung, denah rumah, dan lain sebagainya.
d. Bentuk Lain dari Peta
1) Atlas
Adalah gabungan dari beberapa peta yang dikumpulkan dalam sebuah buku yang memiliki judul atlas serta jenis-jenis atlas yang ada di buku tersebut.
Manfaatnya adalah memberikan informasi tentang letak/posisi suatu objek, bentang alam dan kondisi sosial budaya suatu wilayah.
2) Globe
Adalah suatu bentuk tiruan bola bumi yang dibuat dalam skala yang kecil untuk dapat lebih memahami bentuk asli planet bumi.
Manfaat globe adalah memperlihatkan bentuk bumi yang mendekati kebenarannya, mendemonstrasikan gerakan rotasi bumi dari barat ke timur dan menunjukan suatu lokasi walaupun tidak sedetail peta.
e. Arti Warna Pada Peta
1) Warna Laut
• Hijau : 0-200 meter dpl/ketinggian
• Kuning : 200-500 meter dpl/ketinggian
• Cokelat muda : 500-1500 meter dpl/ketinggian
• Cokelat : 1500-4000 meter dpl/ketinggian
• Cokelat Berbintik Hitam : 4000-6000 meter dpl/ketinggian
• Cokelat Kehitam-hitaman : 6000 meter dpl lebih/ketinggian
2) Warna Darat
• Biru Pucat : 0-200 meter/kedalaman
• Biru Muda : 200-1000 meter/kedalaman
• Biru : 1000-4000 meter/kedalaman
• Biru Tua : 4000-6000 meter/kedalaman
• Biru Tua Berbintik Merah : 6000 meter lebih/kedalaman
f. Syarat-syarat yang Wajib Ada Pada Peta
1) Judul Peta
2) Skala Peta
3) Lambang Peta : jalan, sungai, ibukota, pelabuhan, batas wilayah, dan lain-lain.
4) Garis Pinggir Peta
5) Petunjuk Arah Mata Angin
g. Jenis Skala Pada Peta
Skala peta adalah perbandingan jarak di peta dengan jarak sesungguhnya dengan satuan atau teknik tertentu, jenisnya yaitu:
1) Skala Angka/Skala Pecahan
Contohnya seperti 1:1000 yang berarti 1 cm di peta sama dengan 1000 cm jarak aslinya di dunia nyata.
2) Skala Satuan
Misalnya seperti 1 inchi to 5 miles dengan arti 1 inchi di peta adalah sama dengan 5 mil pada jarak sebenarnya.
3) Skala Garis
Skala garis menampilkan suatu garis dengan beberapa satuan jarak yang menyatakan suatu jarak pada tiap satuan jarak yang ada.
h. Proyeksi Pada Peta
Proyeksi peta adalah suatu teknik pemindahan gambar peta ke berbagai macam bentuk peta, beberapa jenisnya yaitu:
1) Proyeksi Mercator
2) Proyeksi Silender
3) Proyeksi Mollowide
4) Proyeksi Kerucut
i. Jenis dan Bentuk Peta
1. Jenis Peta
1) Peta Umum (Fisiografi)
Adalah peta yang menggambarkan berbagai kenampakan yang bersifat umum yang meliputi bentang alam (gunung, sungai, laut) dan bentang sosial budaya (pertanian, perkotaan, jalan lingkungan industri dll).
Peta umum terbagi menjadi:
a. Peta Topografi (memuat unsur alam dan budaya buatan manusia).
b. Peta Chorografi (berskala sedang & memuat kenampakan bersifat umum & global serta meliputi wilayah yang luas, biasanya untuk keperluan militer).
c. Peta dunia (memuat benua dan negara didunia).
2) Peta Khusus (Tematik)
Merupakan peta yg menggambarkan kenampakan menurut jumlah & bobotnya. Menyajikan data statistik yang dinyatakan dengan garis isometrik yaitu garis yang menghubungkan titik-titik yang bernilai sama. Misalnya peta curah hujan, hasil tambang batubara dan lain-lain.
Peta tematik berdasarkan penggunannya terdiri dari:
a. Peta tematik yang menggambarkan suatu objek (misalnya curah hujan, objek wisata, temperatur, perhubungan dll).
b. Chart yaitu peta yang dibuat untuk keperluan pelayanan/navigasi & peta militer yang berupa peta strategi, peta taktis dan lain-lain,
Berdasarkan skalanya peta dibedakan menjadi:
a. Peta skala besar (1 : 5.000 sampai 1 : 250.000).
b. Peta skala sedang ( 1 : 250.000 sampai 1 : 500.000).
c. Peta skala kecil (1 : 500.000 sampai 1 : 1.000.000).
2. Bentuk Peta
a. Peta Datar (Biasa)
b. Peta Relief (Timbul
j. Manfaat Peta
a. Menunjukan suatu objek/gambar suatu tempat.
b. Memberikan gambaran umum permukaan bumi (luas, bentuk dan jarak dengan daerah lain).
c. Menunjukan bentang alam suatu wilayah (seperti relief, pegunungan, tanah, sungai, laut, gurun pasir dll).
d. Menunjukan kenampakan sosial budaya dalam jumlah & persebaran (seperti tanah pertanian, pemukiman, flora fauna dll).
Penggunaan peta dalam proses belajar mengajar bertujuan untuk :
a) Memberi pengetahuan relative dan tetap tentang posisi unit politik, daratan, wilayah perairan.
b) Melengkapi pengetahuan dan informasi tentang jarak, arah, bentuk dan ukuran suatu wilayah.
c) Menambah arti dari suatu bahan deskriptif.
d) Merangsang minat dalam studi tentang kependudukan, geografi, dan sebagainya.